SOLOPOS.COM - Ilustrasi kendaraan. (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyatakan ada sekitar 7 juta unit kendaraan di Jateng yang terindikasi bodong atau pajak kendaraannya tidak pernah dibayarkan. Jika dipersentasekan, maka jumlah kendaraan bodong di Jateng itu pun sekitar 39 persen dari total jumlah kendaraan yang tersebar di 35 kabupaten/kota mencapai 18 juta unit.

Kepala Bidang (Kabid) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Bapenda Jateng, Danang Wicaksono, menyebutkan berdasarkan data Bapenda Jateng pada tahun 2022, jumlah kendaraan di 35 kabupaten/kota di Jateng mencapai 18 juta unit. Perinciannya, ada 11 juta unit kendaraannyaa yang masih aktif atau rutin dibayarkan pajaknya dan sisanya, 7 juta unit tidak aktif atau bodong.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Paling banyak R2 [roda dua atau sepeda motor]. Untuk yang aktif saja, R2 ada sekitar 10.233.177 unit. Kalau yang mati, itu banyak faktor. Ada yang sudah hilang dan sebagainya. Jadi perlu dikaji lebih dalam,” tutur Danang kepada Solopos.com, Jumat (24/2/2023).

Dari 18 juta unit kendaraan yang ada di Jateng, paling banyak berada di wilayah Kota Semarang mencapai 1.059.388 unit. Kemudian disusul Kabupaten Cilacap dengan jumlah kendaraan mencapai 517.727 unit, dan Kabupaten Klaten dengan 502.551 unit.

Berdasarkan data itu, maka bisa dikatakan jika Kota Semarang merupakan daerah di Jateng dengan jumlah kendaraan terbanyak. Hal ini pun membuat Semarang menjadi daerah terpadat dari segi arus lalu lintas. “Data itu dari 37 catatan Samsat yang ada di Jateng. Semarang memiliki tiga Samsat, bila ditotal jumlah kendaraanya memang paling banyak se-Jateng,” akunya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Transportasi Semarang (KPTS), Teresia Tarigan, mengatakan angka 1.059.388 kendaraan yang ada di kota Semarang hanya gambaran permukaanya saja. Pasalnya, banyak perantau maupun pekerja di luar Kota Lumpia yang pulang-pergi ke Kota Semarang menggunakan kendaraan pribadi.

“Pasti [jumlah kendaraan] lebih banyak dari itu [data Bapenda Jateng]. Kan banyaak orang luar Semarang yang kerjanya di Semarang. Apalagi mereka tinggalnya jauh dan laju [pulang pergi],” jelas Teresia.

Bahkan dari pengamatan KPTS, kepadatan kendaraan di Kota Semarang hampir membuat kemacetan yang merata di tiap kecamatan. Khususnya, pada ruas jalan yang menuju arah perkotaan atau pusat Kota Semarang.

“Kepadatan nyaris merata, jalur kepusat kota khususnya, mulai dari Banyumanik, Simpang Lima, Ngaliyan hingga Pedurungan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya