SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi. (Antara/Muhammad Bagus Khoirunas)
Solopos.com, BATANG — Harga daging sapi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng) mulai mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Iduladha. Harga daging sapi di Kabupaten Batang saat ini mencapai Rp135.000 per kilogram, atau naik sekitar 12,5% dari harga sebelumnya yakni Rp120.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Kabupaten Batang, Subiyanto, mengatakan kenaikan daging sapi juga diikuti naiknya pula komoditas sayuran.
“Harga daging sapi kini sudah mencapai sekitar Rp135.000 per kilogram dari harga normal Rp120.000 per kilogram. Namun, untuk harga telur masih kami nilai wajar yaitu Rp26.000 per kg,” katanya.
Menurut dia, kenaikan harga daging sapi itu karena kemungkinan adanya wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak. Selain itu, kenaikan harga daging sapi di Batang juga disebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap daging menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah.
Subiyanto menyebut wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak berdampak terhadap pasokan daging sapi. Pasokan daging sapi di pasaran menjadi tersendat.
Baca juga: Seluruh Pasar Hewan di Klaten Ditutup, Harga Daging Sapi Masih Normal
“Misalnya, saat sapi akan disembelih namun terjangkit penyakit mulut dan kuku atau sakit, maka hewan ternak itu harus diobati dulu hingga sembuh,” katanya.
Subiyanto mengatakan untuk kenaikan harga komoditas sayuran seperti cabai karena dipengaruhi faktor alam yang belum menentu sehingga komoditas itu mudah membusuk.
Saat ini, perbandingan harga cabai merah teropong pada akhir Mei 2022 dengan awal Juni 2022 sudah mencapai Rp11.000 per kilogram, yakni semula Rp49.000 per kg, kini mencapai Rp60.000 per kg.
Baca juga: LG Bangun Pabrik Baterai di Batang, Terbesar di Asia Tenggara
Selain cabai merah, kata dia, kenaikan juga terjadi pada jenis cabai lainnya seperti cabai rawit merah Rp57.000 per kg, cabai rawit hijau Rp52.000 per kg, dan cabai keriting Rp51.000 per kg.
“Sekarang ini kan memasuki musim kemarau namun terkadang masih diguyur hujan dengan intensitas rendah. Dampaknya sebagian cabai ada yang rontok sehingga berpengaruh dengan harga di pasaran,” katanya.