SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang saat menjadi narasumber dalam acara Emtek Goes to Campus 2017 di Auditorium Unnes, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (6/4/2017). (Semarangkota.go.id)

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku pernah menjalani masa kuliah selama tujuh tahun.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semrang Hendrar Prihadi menjadi narasumber dalam acara bertajuk Emtek Goes to Campus 2017 di Auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (6/4/2017).

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dalam acara itu, Hendi—sapaan akrab sang wali kota—mengungkapkan pengalamannya yang pernah menjalani masa kuliah selama tujuh tahun.

Wali kota Semarang itu mengungkapkan lamanya masa kuliah yang ia jalani disebabkan banyaknya kegiatan yang ia ikuti. “Dulu semasa kuliah saya aktif di organisasi kepemudaan seperti KNPI, Pemuda Pancasila, FKPPI, dan lain-lain hingga tak sadar hampir selama tujuh tahun baru lulus dari kuliah. Kemudian salah satu teman saya mendorong agar saya masuk ke dunia politik. Hingga akhirnya Saya bisa menjadi seperti sekarang ini,” papar Hendi seperti dikutip Semarangpos.com dari laman resmi Internet milik Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jumat (7/4/2017).

Sebelumnya, Hendi juga mengatakan bahwa semasa kecilnya, dirinya sama sekali tak memiliki cita-cita untuk menjadi wali kota.

“Tidak pernah terbersit di dalam hati saya menjadi orang nomor satu [di Kota] Semarang. Karena semasa SD cita-cita saya pilot, kuliah berubah menjadi dokter,” ungkap suami dari Krisseptiana itu.

Selain memaparkan pengalaman masa lalunya, dalam acara di salah satu kampus di Kota Semarang tersebut Hendi juga tak lupa mengingatkan kepada peserta acara yang rata-rata adalah mahasiswa untuk tetap memiliki jiwa pemimpin. Menurut orang nomor wahid di ibu kota jateng itu, semua pemuda memiliki potensi untuk menjadi pemimpin.

“Kepemimpinan adalah sesuatu hal yang bisa dipelajari. Yang penting teteg di hati dan ditambah dengan semangat”, paparnya.

Hendi menambahkan bahwa terdapat empat golongan pemuda saat ini, yakni pemuda yang pintar namun tak peduli, pemuda yang peduli namun tak pintar seperti yang kerap menyebar berita-berita hoaks, pemuda yang tak peduli dan tak pintar seperti anak-anak SMA yang suka tawuran, serta pemuda yang pintar dan peduli.

“Saya berharap seluruh mahasiswa yang hadir di sini tergolong sebagai pemuda di kategori keempat yang mana akan menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia,” imbuh wali kota yang aktif di media sosial teresebut. Hendi menambahkan pintar dan peduli saja belum cukup, namun juga perlu nyali untuk mengatakan sesuatu yang benar. Tentu hal tersebut harus didukung prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya