SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi berdialog dengan para transmigran asal Semarang yang bermukim di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu (27/9/2017) (JIBI/Solopos/Antara/Istimewa-Humas Setda Kota Semarang)

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendatangi transmigran asal kotanya yang kini bermukim di Kalimantan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mendatangi transmigran asal kotanya yang kini bermukim di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Bagian Humas Setda Kota Semarang dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Antara, Rabu (27/9/2017), mengklaim Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—hadir untuk memberi motivasi warga eks Kota Semarang itu.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Demi mencapai lokasi transmigran asli Semarang di Kabupaten Kayong Utara di Provinsi Kalimantan Barat itu, Hendi menurut siaran pers itu, harus menempuh perjalanan puluhan kilometer menggunakan sepeda motor. Permukiman transmigran asal Semarang diakui siaran pers itu berada jauh dari pusat keramaian dengan kondisi medan jalan yang cukup sulit dilalui menggunakan mobil.

Sesampai lokasi, politikus PDI Perjuangan dinyatakan disambut antusias transmigran yang sudah menunggu sejak pagi. Bahkan, warga secara khusus menyiapkan hidangan untuk orang nomor satu di Kota Semarang itu. Politikus PDI Perjuangan itu pun langsung berbaur dan berbincang dengan para transmigran, seraya menyantap hidangan yang sudah disajikan.

Pripun kabaripun, Pak? [Bagaimana kabarnya, Pak],” sapa Hendi dalam bahasa Jawa krama kepada para transmigran yang langsung dijawab warga dengan baik.

Obrolan pun berlanjut santai. “Pertama, saya senang karena bisa bertemu kembali dengan saudara-saudara yang sudah lama meninggalkan Semarang. Kedua, senang karena berkesempatan melihat kesempatan transmigrasi bermanfaat besar,” katanya.

Setidaknya ada delapan kepala keluarga asal Kota Semarang yang sekarang bermukim di Kayong Utara berbekal rumah dan lahan garapan seluas 1 ha yang mereka manfaatkan untuk bercocok tanam. Salah satunya asalah Ridwan, transmigran asal Semarang yang kini sukses meraup penghasilan Rp10 juta/bulan meski harus kehilangan salah satu anaknya karena tenggelam di parit di tengah-tengah perjuangannya sebagai transmigran.

Di hadapan Hendi, Ridwan menceritakan perjuangannya membangun wilayah itu karena begitu tiba lahan yang harus digarap tergenang banjir yang tidak surut selama tiga bulan. “Begitu sampai di sini, saya menangis, Pak. Lahan yang harus digarap terkena banjir, tiga bulan tidak surut. Tetapi, Alhamdulillah itu tidak menyurutkan tekad saya,” kata Ridwan yang mendapatkan penghargaan transmigran teladan pada 2016.

[Baca juga Wali Kota Semarang Dianggap Cinta Rakyat Gara-Gara Temui Transmigran]

Di hadapan Transmigran Teladan 2016 berpenghasilan Rp10 juta/bulan itu, Hendi dengan percaya diri bertutur agar para transmigran asal Kota Semarang yang sudah bertransmigrasi sejak 2012 itu tidak cepat menyerah dan memaksimalkan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah demi meningkatkan kesejahteraan mereka. Pada akhirnya ia mengemukakan harapan agar warga Semarang yang sudah lebih dulu sukses bertransmigrasi itu bisa menginspirasi warga lain Kota Semarang ikut bertransmigrasi.

Hendi—sebagaimana dikutip siaran pers Bagian Humas Pemkot Semarang—mengaku banyak mendapatkan kisah inspiratif dari para transmigran. Menurut dia, transmigrasi bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan penduduk, melainkan perjuangan dan pengorbanan membangun Indonesia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya