Jateng
Rabu, 20 Juli 2022 - 22:02 WIB

Waspada! 157 Warga Jepara Terjangkit DBD, Ada 2 Orang yang Meninggal

Adhik Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, JEPARA — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara, Jawa Tengah, mencatat ada 157 warga yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2022 ini. Bahkan, ada dua warga yang meninggal dunia setelah terjangkit DBD.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Pengendalian Penyakit DKK Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan data itu berdasarkan periode 2 Januari 2022 hingga 9 Juli 2022. Pada periode itu, juga tercatat ada 975 laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS).

Advertisement

“Tapi dua orang yang meninggal dunia itu sudah lama. Sekitar bulan Januari, awal tahun,” kata Eko, saat dihubungi, Selasa (19/7/2022).

Lebih lanjut, untuk sebaran kasus DBD di tiap kecamatan, berdasarkan data yang diperoleh hampir merata di 17 kecamatan dari total 21 Kecamatan. Yakni di Kecamatan Jepara 7 kasus, Tahunan 22 kasus, Batealit 6 kasus, Kedung I 16 kasus, Kedung II 8 kasus, Pecangaan 20 kasus, Kalinyamatan 22 kasus, Welahan I 23 kasus, Welahan II 5 kasus, Nalumsari 5 kasus, Mayong I 5 kasus, Mayong II 15 kasus, Mlonggo 3 kasus, Bangsri I 4 kasus, Kembang 2 kasus, Keling II 2 kasus dan Donorojo 2 kasus.

Advertisement

Lebih lanjut, untuk sebaran kasus DBD di tiap kecamatan, berdasarkan data yang diperoleh hampir merata di 17 kecamatan dari total 21 Kecamatan. Yakni di Kecamatan Jepara 7 kasus, Tahunan 22 kasus, Batealit 6 kasus, Kedung I 16 kasus, Kedung II 8 kasus, Pecangaan 20 kasus, Kalinyamatan 22 kasus, Welahan I 23 kasus, Welahan II 5 kasus, Nalumsari 5 kasus, Mayong I 5 kasus, Mayong II 15 kasus, Mlonggo 3 kasus, Bangsri I 4 kasus, Kembang 2 kasus, Keling II 2 kasus dan Donorojo 2 kasus.

Baca Juga: Wow, Pria Ponorogo Ini Keliling untuk Dokumentasikan Barongan Reog Tua

“Untuk dua kasus meninggal akibat penyakit DBD ini, ada di Kecamatan Kedung I dan Kecamatan Donorojo,” beber dia.

Advertisement

Dengan kondisi ini, Eko meminta warga mewaspadai potensi penyebaran DBD. Sebab, saat ini dalam kondisi masih terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

“Karena situasi seperti itu [sering hujan], cocok untuk berkembang biak nyamuk. Harapannya kembali menggalakan pemberantasan sarang nyamuk, jadi terutama menjaga kebersihan,” pinta dia.

Baca Juga: Nahas, 2 Pengendara Motor Meninggal Tertimpa Truk Kontainer di Salatiga

Advertisement

Selain mewaspadai potensi penyebaran, masyarakat harus melakukan Pemberantasan dengan melakukan 3 M (menguras, menutup, dan mendaur ulang) plus. Kegiatan tersebut, diimbau dapat dilakukan secara berkala minimal sepekan sekali.

“Plusnya itu, bisa menggunakan anti nyamuk, lotion atau kelambu. Terus memelihara ikan yang bisa memakan sedikit nyamuk. kemudian abate atau larvasida,” jelas dia.

Tak hanya itu, masyarakat diminta untuk senantiasa memantau jentik atau tahap larva dari nyamuk secara berkala. Kemudian, bagi masyarakat yang mengalami gejala DBD dapat segera memeriksakan kesehatan ke Pukesmas terdekat.

Advertisement

“Seperti bergejala panas tinggi dua hari atau lebih. Apalagi disertai tanda perdarahan. Tapi itu [tanda pendarahan] tidak selalu ada. Terpenting segera ke fasilitas kesehatan dan jangan terlambat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif