SOLOPOS.COM - Ilustrasi Gempa Bumi di Karanganyar (Solopos)

Solopos.com, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memasang 23 alat pendeteksi gempa bumi sebagai upaya mengantisipasi terjadinya gempa megathrust di Jawa Tengah (Jateng). Pemasangan ini sebagai antisipasi menyusul ditemukannya tiga segmen gempa bumi berskala megathrust di jalur pesisir selatan Jawa.

Adapun puluhan alat pendeteksi gempa bumi itu dipasang di sejumlah tempat. Di antaranya di Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kota Solo.

Promosi Dukung Go Global, BRI Berangkatkan 8 UMKM ke FHA Food & Beverage 2024 Singapore

Kepala Stasiun BMKG Geofisika Banjarnegara, Heri Susanto Wibowo, mengatakan kewaspadaan terhadap potensi gempa megathrust memang perlu dilakukan sejak dini. Hal itu mengingat wilayah Jawa Tengah, terutama pesisir selatan memiliki tiga segmem megathrust.

“Terdapat tiga segmen megathrust yang memiliki potensi gempa dengan kekuatan Magnitudo 8.7,yang berpotensi membangkitkan tsunami di wilayah pesisir Jawa Tengah,” kata Heri kepada wartawan, Senin (3/6/2024).

Potensi tersebut, lanjut Heri, mengacu pada sejarah panjang pesisir selatan yang pernah dilanda gempa bumi dan gelombang tsunami berulang kali. Tercatat, pernah ada kejadian tsunami Banyuwangi pada 1818, tsunami selatan Jawa tahun 1840, tsunami Pacitan tahun 1859, dan tsunami Kebumen tahun 1904.

Adapun tsunami selatan Jawa 1921 dan tsunami Pangandaran 1957. Kemudian tsunami Banyuwangi 1994 dan tsunami Pangandaran 2006. “Untuk wilayah utara Jawa Tengah potensi terbesar kegempaan bersumber dari sesar aktif baik yang sudah teridentifikasi maupun yang belum terpetakan,” paparnya.

Mengingat aktivitas gempa memiliki periode ulang, terang Heri, maka gempa berpotensi dapat terjadi lagi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya mitigasi atau pengurangan risiko bencana secara massif baik struktural dengan membangun-bangunan tahan gempa dan mitigasi non-struktural dengan melakukan edukasi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat harus terus ditingkatkan.

“Sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah aktif gempa menjadi aman serta jumlah korban bencana dapat diminimalisasi atau zero victim,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya