SOLOPOS.COM - Pengangkatan korban longsor Banjarnegara, Jumat (19/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Tim Search and Rescue (SAR) gabungan melakukan evakuasi jenazah ibu dan anak yang ditemukan dalam kondisi berpelukan di area bencana alam tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (19/12/2014). Proese evakuasi dua jenasah tersebut memakan waktu cukup lama akibat kondisi jenazah yang terjepit tembok pondasi rumah. (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Pengangkatan korban longsor Banjarnegara, Jumat (19/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Idhad Zakaria)

Waspada bencana alam perlu dilakukan sejak dini di tingkat Masyarakat. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk menghidupkan kearifal kokal untuk mengurangi dampak bencana alam

Promosi Peduli Sesama, BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang

 

Kanalsemarang.com, KUDUS – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kearifan lokal perlu dihidupkan kembali untuk mengurangi dampak bencana alam di daerah setempat.

“Selama ini masyarakat biasa ronda menggunakan kentongan. Jika ada tanda-tanda terjadi bencana alam tentunya bisa memanfaatkan alat tradisional tersebut,” ujarnya ketika berkunjung di Kudus, Rabu (31/12/2014).

Dengan curah hujan seperti sekarang, kata dia, tentunya kearifan lokal yang selama ini ada bisa dihidupkan kembali guna mengurangi dampak bencana alam.

Ia berharap ketika turun hujan deras masyarakat yang berada di rawan bencana tentunya bisa diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Hal terpenting, manusianya diselamatkan terlebih dahulu sambil menunggu rekayasa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Upaya lain untuk mengurangi dampak bencana alam, Ganjar juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten/kota di Jateng untuk mensosialisasikan daerah rawan bencana di daerahnya masing-masing.

Selain itu, dia juga meminta, BPBD kabupaten/kota untuk melihat situasi daerahnya.

Gubernur Jateng tersebut juga mengunjungi sejumlah daerah yang rawan terjadi bencana banjir dan longsor.

“Pati yang merupakan daerah sering dilanda banjir juga dikunjungi,” ujarnya.

Selama ini, kata dia, sudah ada upaya normalisasi sungai, namun efektivitasnya juga perlu dipastikan.

“Jika belum mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi, tentunya perlu dicarikan alternatif lainnya,” ujarnya.

Menurut dia, upaya serupa yang dilakukan secara berulang belum membuahkan hasil lebih baik dihentikan sementara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya