Jateng
Minggu, 3 Februari 2019 - 18:50 WIB

Waspada, Daerah Banjir Terancam Leptospirosis!

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, SEMARANG — Masyarakat Jawa Tengah—terutama di wilayah-wilayah yang tergenang banjir—diimbau mewaspadai penyakit leptospirosis saat saat musim penghujan ini. “Masyarakat yang daerahnya dilanda banjir dan pascabanjir harus mewaspadai penyakit berbahaya,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo di Kota Semarang, Jateng, Kamis (31/1/2019).

Ia menjelaskan penyakit leptospirosis rentan menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine tikus pembawa bakteri leptospira, terutama di daerah yang terdampak banjir. Penyakit leptospirosis merupakan salah satu penyakit yang bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya.

Advertisement

Terkait dengan hal tersebut, Dinkes Jateng memberikan perhatian kepada masyarakat yang tinggal di daerah banjir ataupun menjadi korban banjir. “Mencegah leptospirosis bisa dengan cara memakai alat pelindung diri, yaitu memakai sepatu karet atau kaus tangan dari karet kalau masuk dalam air atau tempat-tempat becek. Ini yang saya minta perhatian masyarakat hati-hati selain demam berdarah tapi juga leptospirosis perlu menjadi perhatian kita,” ujarnya.

Ia menyebutkan jumlah kasus penyakit leptospirosis di Jateng pada 2017 mencapai 409 kasus, sedangkan pada 2018 menurun menjadi 296 kasus. “Kendati menurun, kami tetap mengimbau masyarakat mewaspadai leptospirosis dan penyakit-penyakit lain seperti diare serta gatal-gatal,” katanya.

Yang lebih penting, kata Yulianto, masyarakat—termasuk korban banjir—harus selalu menerapkan perilaku hidup sehat di mana pun berada. “Kalau banjir itu hubungannya ada beberapa penyakit, terutama diare, leptopirosis, dan penyakit kulit. Karena banjir itu merusak sanitasi. Entah itu ketersediaan air bersih atau masalah buang air besar. Kalau banjir itukan jamban tidak bisa digunakan, dan akhirnya BAB sembarangan sehingga virus dan bakteri itu bisa berkembang,” ujarnya. 

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif