Jateng
Kamis, 23 Maret 2023 - 16:56 WIB

Waspada! Ini Daerah di Jateng yang Potensi Kemarau Panjang

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi musim kemarau. (JIBI/Bisnis/Semarangpos.com/Dok.)

Solopos.com, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah memetakan sejumlah daerah di 35 kabupaten/kota yang bakal alami kekeringan panjang pada saat musim kemarau 2023. Pemetaan ini berdasarkan lamanya musim kemarau di suatu daerah.

Kabid Penanganan Darurat BPBD Jateng, Dikki Ruli Perkasa, mengatakan kemarau di Jateng paling tinggi mencapai 22 dasarian atau 220 hari. Sedangkan paling rendah, yakni hanya 10 dasarian atau 100 hari.

Advertisement

“Mengenai daerah yang perlu waspada, patokan kami adalah di panjang musim [kemarau]. Misalnya paling tinggi sampai 22 dasarian [merah]. Jadi patokan kami di angka 13 dasarian [kuning], lebih dari itu, cukup panjang,” ujar Dikki kepada Solopos.com, Kamis (23/3/2023).

Berdasarkan data BPBD Jateng, daerah yang alami kemarau di bawah 13 dasarian berada di kabupaten/kota Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Pekalongan bagian atas, Batang bagian atas, Banyumas, Cilacap, dan Temanggung perbatasan Wonosobo. Sedangkan daerah lainya berada di atas 13 dasarian atau bervariasi mulai dari 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22 dasarian atau merah.

“Untuk yang 22 dasarian itu ada di Pantura bagian kabupaten Tegal, Kota Tegal, Pemalang Utara, Pekalongan, kota Pekalongan. Terus ada di pantura Pati, termasuk Jepara dan Rembang juga. Kemudian di Wonogiri ada yang merah di sebagian wilayahnya,” rincinya.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, BPBD Jateng mengungkapkan musim kemarau 2023 ini bisa mengakibatkan empat musibah yakni bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan acaman puso atau gagal panen hingga mengganggu pasokan pakan ternak.

Saat ini, pihaknya pun mulai bergerak menyiapkan sejumlah skema dan kordinasi dengan sektor terkait untuk mengantisipasi ancaman-ancaman tersebut. Mulai dari menyiapkam modifikasi cuaca, pemetaan desa/kecamatan rawan, pengecekan tampunga air di waduk, hingga menggencarkan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menampung air hujan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif