Jateng
Selasa, 1 November 2022 - 23:23 WIB

Waspada! Ini Daerah Endemis Leptospirosis di Jateng

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah atau Dinkes Jateng telah memetakan daerah rawan atau endemis penyakit leptospirosis di wilayahnya. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, daerah paling banyak penyebaran leptospirosis adalah di wilayah Semarang bagian utara, pesisir Kabupaten Demak, dan pesisir wilayah timur.

Sub Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Menular Dinkes Jateng, Arfian Nevi, mengatakan leptospirosis kerap muncul pada daerah yang rawan banjir. Hal itu dikarenakan genangan air menjadi tempat berkembang biaknya bakteri leptospira yang berasal dari air kencing atau sel binatang seperti tikus.

Advertisement

“Itu [daerah rawan banjir] sudah positif mengandung air kencingnya [tikus]. Istilahnya adalah daerah endemis leptos. Daerah yang penyakitnya secara alami ada di situ,” ujar Arfian kepada Solopos.com, Selasa (1/11/2022).

Berdasarkan data Dinkes Jateng, sebaran leptospirosis di Jateng ada di 18 kabupaten/kota. Ke-18 daerah itu antara lain Cilacap, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen Purworejo, dan Kabupaten Magelang. Kemudian Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Demak, Boyolali, dan Klaten. Selanjutnya Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Pati, dan Jepara.

“Untuk petugas kesehatan, harus lebih peka bila menemui pasien dengan ciri-ciri mengarah ke penyakit itu [leptospirosis]. Diagnosis dan penanganannya supaya tidak terlambat, karena bisa berakibat fatal,” tegasnya.

Advertisement

Baca juga: Leptospirosis di Gunungkidul Tinggi Tahun Ini, Dinkes: Waspada saat Musim Hujan

Arfian juga menyampaikan gejala atau tanda-tanda orang yang terkena leptospirosis antara lain demam akut, nyeri otot betis, muntah, diare, ruam, mata merah dan kulit atau area putih pada mata menguning.

“Jadi kuman itu bisa kena (masuk) kita dengan catatan kalau ada luka. Bahkan luka terbuka sekecil apa pun. Misalnya hanya goresan, itu juga bisa masuk,” terang dia.

Advertisement

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang mencatat sudah ada 22 kasus leptospirosis di wilayahnya. Dari 22 kasus itu, enam orang di antaranya mengalami kematian.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif