Jateng
Kamis, 6 Juli 2023 - 20:24 WIB

Waspada Kasus Antraks di Gunungkidul, Pemprov Jateng Siapkan Langkah Ini

Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto. (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng melakukan pengetatan lalu lintas ternak di perbatasan DIY-Jateng, menyusul terjadinya kasus antraks di Gunungkidul. Selain itu, Pemprov Jateng juga telah menyiapkan 25.000 vaksin untuk memperkuat imunitas hewan ternak, terutama yang ada di perbatasan DIY.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, mengatakan sejumlah langkah strategis ditempuh. Ia menyebut hal ini guna menghindari penularan antraks yang dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Advertisement

Ia menjelaskan, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri bacillus anthracis, jika menjangkiti hewan, dapat tertular ke manusia. Selain itu, spora yang ditimbulkan penyakit ini bisa bertahan hingga 75 tahun, meski bangkai hewan yang tertular telah dikubur.

Oleh karena itu, Agus berharap warga Jateng tetap waspada, tetapi tidak panik. Penyakit ini bisa dicegah agar tidak menular ke manusia, asalkan menerapkan prosedur ketat.

“Memang penyakit ini zoonosis, bisa menular ke manusia. Tetapi upaya pencegahan penting, misal kalau terjadi antraks [bangkai hewan] dikubur, kalau perlu dicor dan ditandai, karena sporanya bisa bertahan 75 tahun, sehingga generasi berikutnya tahu di situ ada hewan yang tertular,” jelas Agus dikutip dari laman Internet jatengprov.go.id, Kamis (6/7/2023).

Advertisement

Agus mengatakan Jateng memiliki sejumlah pos lalu lintas ternak yang berbatasan dengan DI Yogyakarta. Seperti Bagelen di Purworejo, Salam di Magelang dan Klaten. Untuk itu Agus menginstruksikan petugas bersiaga.

Selain penerapan prosedur kesehatan, pihaknya juga melakukan pengetatan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), atau asal hewan tersebut. Hal itu menurutnya penting untuk menyekat persebaran hewan, terutama dari daerah yang diduga menjadi episentrum penyebaran antraks.

“Untuk vaksin, kita sudah siapkan 25.000. Tentunya, untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritas untuk daerah yang berbatasan dan punya [potensi] berdampak langsung,” jelasnya.

Advertisement

Agus mengatakan hingga kini Jateng masih dinyatakan bebas antraks. Namun demikian, ia tidak menampik kasus tersebut pernah terjadi di Jateng beberapa waktu silam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif