Solopos.com, UNGARAN — Operasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Taman Nasional Gunung Merbabu, Jawa Tengah (Jateng), memang telah resmi dihentikan. Meski demikian, tim gabungan yang terdiri dari aparat TNI, Polri, petugas Taman Nasional Gunung Merbabu, dan relawan, masih menggelar patroli di lokasi kejadian kebakaran, Jumat (3/11/2023).
Dalam patroli itu, tim gabungan masih menemukan beberapa bara api dari akar semak-semak dan pohon pinus di wilayah Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024
“Masih ditemukan bara api dari pohon pinis dan akar semak-semak. Tim gabungan TNI, Polri, dan relawan setempat langsung melakukan pemaadaman dengan alat seadanya,” ujar Wakapolres Semarang, Kompol Fandy Setiawan, Jumat.
Sementara itu, Kapolsek Getasan, Iptu Ari Parwanato, mengaku pihaknya melakukan patroli untuk memastikan adanya titik api yang bisa mengakibatkan kebakaran susulan. “Hari ini kami masih menemukan beberapa sumber api yang berasal dari akar pohon pinus dan semak-semak pohon liar. Kami lakukan pemadaman mengingat angin di sekitar lokasi masih cukup kencang, sehingga dimungkinkan menimpulkan titik api baru dan bisa menjadi penyebab kebakaran kembali,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran yang melanda hutan di lereng Gunung Merbabu terjadi pada Jumat (27/10/2023). Kebakaran ini padam setelah hujan deras mengguyur kawasan Gunung Merbabu pada Minggu (29/10/2023) malam.
Meski demikian, akibat kebakaran itu sekitar 1.176 hektare lahan hutan di Gunung Merbabu hangus terbakar. Lahan seluas itu terbagi di tiga wilayah yakni Kabupaten Semarang, 703,11 hektare, Kabupaten Boyolalu 336,08 hektare, dan Kabupaten Magelang 137,7 hektare.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
