Jateng
Rabu, 8 Desember 2021 - 16:22 WIB

Waspada! Rob Ancam Pesisir Pantura Jateng, Nanti Tenggelam

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah anak menggunakan rakit melewati jalan di sekitar rumahnya yang tergenang banjir rob di Degayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (16/11/2021). (Antara/Harviyan Perdana Putra)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga di pesisir terhadap potensi rob dan kondisi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia. Seperti diketahui, saat ini sebanyak 228 warga di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terpaksa mengungsi akibat rob di pesisir pantura Jateng.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga Yudha mengatakan, intensitas curah hujan masih cukup tinggi sehingga sebagian warga korban banjir terpaksa harus mengungsi di sejumlah tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah daerah setempat.

Advertisement

“Saat ini kondisi kesehatan korban banjir baik-baik saja karena tim medis terus melakukan patroli dan layanan kesehatan pada mereka. Setiap dua hari sekali, kami bersama dinas kesehatan melakukan patroli maupun memberikan layanan kesehatan pada sebagian warga yang memilih bertahan di tempat tinggalnya,” kata Dimas dikutip dari Antara di Pekalongan, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Terancam Tenggelam, Apa Solusinya?

Advertisement

Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Terancam Tenggelam, Apa Solusinya?

Selain Kota Pekalongan, rob juga mengancam warga di Kampung Nelayan Tambak Lorok, Kota Semarang. Tingginya air laut ditambah dengan genangan air saat hujan memperparah banjir yang setiap hari merendam jalan kampung hingga ke rumah warga.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan kondisi cuaca saat musim hujan ini dipengaruhi berbagai faktor, seperti La Nina, Angin Muson, serta Sirkulasi Siklonik.
Dikabarkan Okezone.com, kecepatan angin di laut akan bertambah menjadi 46-56 km/jam yang akan meningkatkan tinggi gelombang laut menjadi 4-6 meter. Selain itu, pasang surut air laut juga dipengaruhi posisi bulan yang berada dekat dengan Bumi.

Advertisement

Baca juga: Selat Muria & Asale Kota Pantura Jateng

Mengingat adanya ancaman rob tersebut, BMKG meminta masyarakat lebih waspada. Ketua DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) sekaligus warga Tambak Lorok, Slamet Ari Nugroho, menyebut rob telah dirasakan warga kampungnya selama dua tahun terakhir.

Pantura Tenggelam

Sayangnya, hingga saat ini banjir rob masih belum masuk ke dalam kategori bencana alam. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Safrudin, Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian (Plt. Kalakhar) BPBD Provinsi Jawa Tengah.

Advertisement

“Memang secara tekstual [banjir rob] belum [masuk kategori bencana]. Tetapi menurut saya, secara kontekstual sudah masuk. Karena itu mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (6/12/2021).

Baca juga: 4 Penyebab Semarang Langganan Banjir Rob hingga Diprediksi Tenggelam

Meski selalu terjadi setiap tahun, rob belum termasuk kategori bencana alam versi BPBD Jawa Tengah. Rob bukan hanya terjadi di kampung nelayan Tambak Lorok, Semarang, tetapi juga daerah lain di Jawa Tengah, khususnya di pesisir pantura.

Advertisement

Mengingat ancaman tersebut, pihak BPBD Jawa Tengah pun tetap berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak rob. Sampai saat ini setidaknya ada tiga wilayah di pesisir pantura Jateng yang selalu terdampak rob dan terancam tenggelam, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan. Salah satu penyebabnya adalah land subsidence atau penurunan muka tanah.

“Di Pekalongan itu lajunya berdasarkan kajian antara 2-11 centimeter per tahun. Seperti di Demak, malah sudah ada kampung yang hilang karena abrasi itu. Di Pati itu juga ada, tinggal dampaknya apakah cukup di pantai atau sampai permukiman,” jelas Safrudin.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif