SOLOPOS.COM - Sejumlah warga Sedulur Sikep yang merupakan penganut ajaran Samin berfoto di Desa Larikrejo, Kudus, Jateng, Sabtu (4/1/2015). Ajaran Samin yang dipelopori oleh Samin Surosentiko ini muncul semasa penjajahan Belanda dan menjadi sebuah semangat perlawanan terhadap penjajah dalam bentuk lain di luar kekerasan dengan ajaran utama tentang nilai-nilai kejujuran. (JIBI/Antara Foto)

Wisata Jateng yang digagas Bursa Wisata Indonesia (BWI) 2015 akan mengangkat kearifan lokal masyarakat Samin.

Kanalsemarang.com, SEMARANG – Bursa Wisata Indonesia (BWI) 2015 yang digagas para pelaku pariwisata di Jawa Tengah mengangkat tema kearifan budaya lokal masyarakat Samin sebagai salah satu upaya melestarikan budaya yang ada di sekitar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Pertimbangan kami mengangkat tema masyarakat Samin karena mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, rendah hati, dan hidup apa adanya,” kata Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jawa Tengah Pranoto Hadi Prayitno di Semarang, Selasa (3/11/2015).

Menurut dia, pada penyelenggaraan BWI tahun lalu belum menggunakan suatu tema yang diangkat, tapi seiring perkembangan dan melihat potensi serta keunikan lokal yang luar biasa maka pada 2015 mengangkat kearifan budaya lokal masyarakat Samin.

“Tema BWI 2015 ini merupakan tema besar tahun ini yang juga dipakai pada kegiatan Jawa Tengah Travel Mart,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan BWI 2015 di Hotel Oaktree Semarang, seluruh panitia terlihat mengenakan pakaian khas masyarakat Samin.

Ketua Panitia BWI 2015 Santi Aparamita mengungkapkan bahwa BWI tahun ini diikuti oleh 83 seller dan 382 buyer dari berbagai daerah dengan target nilai transaksi di atas Rp1 miliar.

“Jumlah seller dan buyer BWI 2015 mengalami kenaikan dibandingkan BWI 2014 yang hanya diikuti 78 seller dan 245 buyer dengan nilai transaksi Rp675 juta,” katanya.

Ia menjelaskan seller yang berpartisipasi pada BWI 2015 terdiri dari pelaku pariwisata seperti hotel, rumah makan, perusahaan transportasi, biro perjalanan, dan pusat oleh-oleh, sedangkan buyer semuanya terdiri dari biro perjalanan wisata.

“Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini bersifat terbuka, baik ‘seller’ maupun ‘buyer’ datang dari seluruh provinsi di Indonesia,” ujarnya.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Toto Riyanto mengapresiasi BWI 2015 yang juga bertujuan mempromosikan objek-objek wisata yang ada di 35 kabupaten/kota.

“BWI 2015 berskala nasional dan berdampak langsung terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Jateng,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya