SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Wisata Purbalingga diharapkan akan semakin meningkat dengan peningkatan SDM.

Semarangpos.com, PURBALINGGA-Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melalui Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga mendorong kelompok sadar wisata meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pelaku wisata.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Kami mengapresiasi kegiatan TOT [Training of Trainer] yang digelar Pokdarwis Ardi Mandala Giri. Kegiatan ini dibiayai sendiri oleh masyarakat dan peserta, jadi dapat diartikan bahwa masyarakatlah yang merasa membutuhkan dan perlu untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang pariwisata,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Prayitno di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Senin (25/1/2016).

Prayitno mengatakan hal itu saat mengadiri TOT yang digelar Pokdarwis Ardi Mandala Giri di Balai Desa Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, 25-26 Januari 2016, yang diikuti 70 peserta.

Menurut dia, kesadaran masyarakat dan peserta TOT tersebut perlu dilakukan oleh pokdarwis lainnya di Purbalingga tanpa harus menunggu kegiatan pelatihan yang digelar Dinbudparpora melainkan berupaya secara swadaya.

Ia mengakui dalam beberapa waktu terakhir, mulai bermunculan keinginan dari masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata.

“Ini [munculnya keinginan dari masyarakat] perlu disambut baik, namun juga perlu diarahkan agar setiap desa memiliki kekhasan sendiri yang spesifik sehingga antardesa wisata tidak saling bersaing,” katanya.

Dalam hal ini, dia mencontohkan sejumlah desa di Purbalingga yang bermunculan untuk menjual potensi yang dimiliki desanya sebagai daya tarik wisata, antara lain Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, dan Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar.

Menurut dia, warga Desa Bantarbarang mulai menawarkan daya tarik wisata seperti jembatan pelangi, “river tubing”, dan pohon unik.

“Di Desa Bantarbarang sebetulnya ada potensi kerajinan wayang suket yang memiliki nilai jual sebagai paket wisata, khususnya untuk wisatawan mancanegara,” katanya.

Sementara di Desa Kaliori, kata dia, terdapat daya tarik wisata berupa Kedung Cucruk yang mirip dengan Tanah Lot di Bali.

Menurut dia, masyarakat Desa Kaliori juga menjual prasmanan pinggir kali dengan konsep “Jimbrani” atau Jimbaran Mini.

“Kemunculan potensi desa sebagai daya tarik wisata tentunya menjadi hal yang menarik. Namun di sisi lain juga harus tetap dijaga keunikannya masing-masing agar tidak saling tumpah tindih, tidak saling bersaing, dan tidak membuat wisatawan jenuh,” kata Prayitno.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Ardi Mandala Giri Yanto Supardi mengatakan bahwa TOT tersebut digelar dengan sasaran kalangan pemuda pengelola desa wisata dan masyarakat umum yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan wisata.

Dalam hal ini, kata dia, kegiatan tersebut ditujukan agar pelaku wisata dan masyarakat umum memahami tentang pengembangan Desa Panusupan sebagai desa wisata.

“Selanjutnya mereka diharapkan akan menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya