SOLOPOS.COM - Tradisi Jolenan Purworejo (istimewa)

Wisata Purworejo salah satunya mengandalkan tradisi Jolenen atau Saparan di Desa Somongari, Kaligesing.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Tradisi acara merti desa atau selamatan desa setiap bulan Sapar yang lebih dikenal dengan Jolenan atau Saparan di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo dijadikan sebagai paket desa wisata setempat.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

Kepala Desa Somongari, Mistiyah menyatakan tradisi Jolenan sebagai bentuk upaya melestarikan budaya atau tradisi leluhur serta sebagai sombol bentuk syukur dan ucapan terimakasih warga kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

“Ini bentuk atau upaya kami sebagai generasi penerus untuk melestarikan budaya yang telah dilakukan oleh para leluhur. Sekaligus mempertegas Desa Somongari sebagai desa wisata yang memiliki ikon Jonelan yang sudah terkenal di mana-mana,” katanya seperti dikutip dari jatengprov.co.id, Jumat (4/12/2015).

Desa Somongari, lanjut dia, tersebar di lima dusun yakni Tileng, Krajan, Sawahan, Sijanur, dan Dusun Dukuhrejo serta 23 rukun tetangga (RT).

Setiap RT mengirimkan dua jolen, yang dibedakan menjadi jolen lanang dan wadon (jolen laki-laki dan perempuan). Jolen perempuan ditandai dengan buah durian berpita sedangkan joen laki-laki biasanya berupa buah durian yang mengenakan blangkon atau caping
Jolen berbentuk piramida anyaman janur dan berisi tumpeng, ayam panggang, dan berbahai hasil bumi lainnya.

Di bagian luar, jolen dihias dengan beraneka ragam hasil hutan seperti buah durian, manggis dan kokosan. Dan yang tidak pernah ketinggalan yakni kerupuk opak berbentuk bungan manggis dan durian yang ditancapkan memutar dan akan menjadi target rayahan warga.

“Biaya pembuatan setiap jolen rata-rata mencapai Rp400.000-Rp500.000. Jolan sendiri berasal dari kata ojo klalen [jangan lupa] terhadap tradisi warisan leluhur,” bebernya.

Kirab jolen dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, diarak mulai dari makam leluhur Desa Somongari Kedono-Kedini sampai batas desa dengan jarak kurang lebih enam kilometer.

Jolen akan diperebutkan warga sepanjang rute perjalanan, kecuali jolen yang sudah dinilai dan dinobatkan menjadi pemenang atau juara. Warga kebanyakan mengincar bambu dan janur jolen yang dipercaya mampu menyuburkan tanaman, jika ditanam di sawah atau diikatkan ke pohon buah-buahan.

Namun warga tidak berani merebutkan isi jolen seperti pisang raja atau ambon, tumpeng, sayur, tiga buah ayam panggang, dan olahan hasil bumi lainnya. Warga yang menginginkan isi Jolen harus sabar menunggu hingga prosesi kirab jolen selesai, mereka baru bisa menikmati isi jolen akan dalam kenduri akbar di balai desa setempat.

Selain acara tradisi Jolen, paket desa wisata Somongari dilengkapi objek wisata alam Curug Silangit dan wisata sejarah rumah yang pernah ditempati pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya WR Soepratman.

Desa Somongari, sambung Mistiyah, juga memiliki wisata agro, sebab desa tersebut sebagai wilayah penghasil buah durian dan manggis.
”Para wisatawan bisa menikmati langsung buah durian dan manggis pada saat musim panen,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya