SOLOPOS.COM - Masjid Menara Kudus (central-java-tourism.com)

Wisata religi Menata Kudus akan diupayakan Satpol PP untuk bersih dari para pengemis.

Semarang.com, KUDUS-Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengupayakan objek wisata Menara Kudus bebas dari pengemis dan gelandangan guna memberikan kenyamanan terhadap wisatawan yang berkunjung.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Menurut Kepala Satpol PP Kudus Abdul Halil di Kudus, Rabu, untuk menciptakan kenyamanan para pengunjung Menara Kudus dilakukan razia secara rutin terhadap pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT) di kawasan objek wisata Menara Kudus.

Selain mengganggu kenyamanan pengunjung, lanjut dia, keberadaan pengemis dan gelandangan juga meresahkan warga serta pedagang setempat.

Berulang kali, kata dia, warga menyampaikan keluhan keberadaan pengemis dan gelandangan tersebut. Razia yang digelar Rabu (13/1/2016), kata dia, berhasil menjaring enam pengemis dari kawasan objek wisata Menara Kudus.

Beberapa pengemis lainnya, lanjut dia, ada yang melarikan diri setelah mengetahui keberadaan petugas. Pada awal pekan, kata dia, petugas juga melakukan kegiatan serupa, namun belum mendapatkan keberadaan PGOT di kawasan objek wisata tersebut, namun hari ini (13/1/2016) ternyata banyak pengemis yang tersebar di beberapa titik.

Selain melakukan razia PGOT, Satpol PP juga melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang menempati sebagian badan jalan masuk objek wisata.

“Mereka tetap diperkenankan berjualan, namun diminta untuk tetap mematuhi aturan dengan tidak menggelar dagangan hingga memakan separuh badan jalan,” ujarnya.

Apabila akses jalan masuk cukup luas dan tidak terganggu PKL, kata dia, akan memberikan kenyamanan para pengunjung, terlebih pada saat-saat tertentu padat wisatawan yang lalu-lalang.

Yati, salah seorang pedagang jenang mengaku, cukup resah dengan keberadaan pengemis karena sering meminta uang kepada wisatawan yang hendak berbelanja.

Padahal, kata dia, wisatawan tersebut belum sempat berbelanja, sehingga mengurangi kenyamanan mereka.

“Jika tidak ada perhatian, tentunya merugikan pedagang maupun wisatawan sendiri karena merasa tidak nyaman,” ujarnya.

Ketika ada wisatawan yang memberikan uang kepada pengemis, kata dia, pengemis lainnya akan berbondong-bondong menghampirinya untuk meminta uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya