SOLOPOS.COM - Mia Darmawan, warga Perum Mijen Permai, menunjukkan tanaman anggrek yang terdapat di halaman depan rumahnya, Jumat (10/3/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Wisata Semarang, salah satu objeknya adalah Kampung Anggrek di Mijen.

Semarangpos.com, SEMARANG — Keberadaan kampung-kampung tematik di Kota Semarang diyakini bakal mendongkrak potensi wisata di kota ini. Dari 32 kampung tematik di Kota Semarang, salah satunya adalah kampung bertema anggrek yang terletak di Perum Mijen Permai RW 007, Mijen.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Di kampung ini terdapat berbagai macam anggrek. Maklum saja, dari 500 kepala keluarga yang tinggal di kompleks tersebut hampir 60% menanam tanaman hias berbunga itu.

“Hampir semua anggrek ada di sini, mulai dari jenis Dendrobium, anggrek bulan [Phalaenopsis amabilis], anggrek vanda, hingga cattaleya,” tutur Ketua RW 007 Perum Mijen Permai, Joko Parwoto, saat dijumpai Semarangpos.com di rumahnya, Jumat (10/3/2017).

Joko menyebutkan awal mula kampungnya menjadi kampung tematik bertema bunga anggrek. Semula di kampungnya hanya ada dua warga yang memiliki usaha perkebunan anggrek dalam jumlah besar, yakni Purbo dan Kalimin.

Kesuksesan kedua pengusaha itu lantas menginspirasi warga lainnya untuk ikut membudidayakan anggrek. Alhasil, hampir seluruh warga di kampung itu saat ini memiliki tanaman anggrek dan menjualnya kepada pembeli dari luar kampung.

“Kondisi itu membuat Pemkot Semarang mencanangkan kampung kami sebagai kampung tematik anggrek. Penetapan kampung ini sebagai kampung anggrek dilakukan sendiri oleh Bapak Wali Kota [Semarang, Hendrar Prihadi] pada 19 Februari lalu,” imbuh Joko.

Salah satu warga Perum Mijen Permai, Mia Darmawan, menunjukkan tanaman anggrek yang terdapat di halaman depan rumahnya, Jumat (10/3/2017). Warga di Perum Mijen Permain, Semarang, mayoritas membudidayakan tanaman anggrek hingga ditetapkan sebagai kampung anggrek oleh Pemkot Semarang. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Warga Perum Mijen Permai, Mia Darmawan, menunjukkan tanaman anggrek di halaman depan rumahnya, Jumat (10/3/2017). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Pernyataan Joko itu memang bukan tanpa alasan. Berdasarkan pantauan Semarangpos.com, Jumat siang, nuansa perkebunan anggrek memang sudah terasa saat memasuki gerbang kompleks Perum Mijen Permai.

Berbagai jenis anggrek dipajang di depan rumah-rumah warga. Mulai dari tanaman anggrek yang masih berbentuk bibit hingga yang sudah berbunga, baik putih, merah, maupun ungu.

Salah satu warga Perum Mijen Permai, Mia Darmawan, merasa senang kampungnya ditetapkan sebagai salah satu kampung tematik di Kota Semarang. Dengan pencanganan itu, kampungnya lebih banyak dikenal masyarakat dan menjadi tujuan bagi para pecinta tanaman hias yang ingin mencari anggrek di Kota Semarang.

“Anggrek-anggrek di sini harganya juga jauh lebih murah dibandingkan tempat lain. Untuk anggrek bulan harganya di sini bisa mencapai Rp125.000, sementara yang paling mahal adalah anggrek vanda. Anggrek jenis vanda yang sudah berbuah di sini bisa kami hargai sekitar Rp250.000,” beber Mia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya