SOLOPOS.COM - Kampung Pelangi Wonosari, Randusari, Semarang, Jateng, Sabtu (20/5/2017), ramai didatangi wisatawan. (JIBI/Solopos/Antara/Yulius Satria Wijaya)

Wisata ke Kampung Pelangi Kota Semarang bakal lebih memesona jika didukung keberadaan cendera mata khas.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kalangan legislator menganggap penting keberadaan cendera mata yang identik dengan Kampung Pelangi demi menguatkan pesona destinasi baru pariwisata Kota Semarang itu. “Perlu dipikirkan, misalnya bolu pelangi, nasi pelangi, atau cendera mata lain yang identik dengan Kampung Pelangi sebagai oleh-oleh,” kata anggota Komisi D DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti di Kota Semarang, Kamis (31/8/2017).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Politikus PDI Perjuangan itu mengapresiasi upaya pengembangan pariwisata yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang yang terencana baik, salah satunya menyulap Kampung Pelangi sebagai destinasi wisata unggulan. Kampung Pelangi berada di perkampungan Gunung Brintik, Wonosari, Semarang dengan pemandangan rumah-rumah bertingkat yang dicat berwarna-warni sehingga menjadikan aneka warna pelangi yang menjadi ikon baru Kota ATLAS.

Meski termasuk sebagai destinasi baru di Semarang, kata Detty, sapaan akrab Dyah, Kampung Pelangi sudah menjadi objek wisata favorit yang dikunjungi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun turis mancanegara. “Beberapa waktu lalu, ada teman-teman dari Belanda yang sengaja memilih liburan musim panasnya di Semarang karena mereka penasaran dengan Kampung Pelangi yang mereka dapati informasinya dari media sosial,” katanya.

Artinya, kata dia, potensi wisata yang ada di Kampung Pelangi harus benar-benar digarap serius, terutama dengan keberadaan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang didampingi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang. “Sebagai destinasi baru, tentunya butuh pendampingan intens agar pokdarwis yang dibentuk di tengah masyarakat bisa berjalan optimal, termasuk menyiapkan konsep cendera mata khas yang menguatkan citra Kampung Pelangi,”katanya.

Selain itu, kata Detty, kalangan perusahaan swasta juga bisa semakin tertarik untuk menyalurkan bantuan corporate social responsibility (CSR) terhadap pengembangan pariwisata di Kampung Pelangi Semarang. “Kehadiran Kampung Pelangi Semarang kan tidak bisa dilepaskan dari peran masyarakat dan CSR karena tidak menggunakan APBD.

Karena itulah, kehadiran CSR dinilainya tetap diperlukan untuk merawat warna-warni Kampung Pelangi itu. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengapresiasi upaya Pemkot Semarang yang menggencarkan pola partisipatif dalam pembangunan wilayah, salah satunya Kampung Pelangi yang pembangunannya menelan dana hingga Rp2 miliar.

Dengan pola partisipatif, politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan tidak bisa mengandalkan APBD sehingga masyarakat di Kampung Pelangi harus melakukan pengelolaan destinasi wisata itu secara lebih kreatif. Sekretaris Dinas Penataan Ruang Kota Semarang M. Irwansyah mengatakan kelompok-kelompok usaha berbasis masyarakat terus dikembangkan, seperti cendera mata yang mengangkat ikon pelangi di objek wisata itu.

“Seperti gembok warna-warni, semacam di Bandung. Bisa juga ketupat warna-warni, es mambo pelangi, celengan bermotif kampung pelangi, dan sebagainya. Geliat ekonomi akan terus tumbuh seiring pariwisata,” katanya sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Jumat (1/9/2017).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya