SOLOPOS.COM - Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri, saat menyampaikan capaian investasi di Jateng selama semester I 2022. (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng) mengumumkan realisasi atau capaian investasi di wilayahnya selama semester I tahun 2022. Selama periode Januari-Juni 2022 itu, realisasi investasi di Jateng mencapai Rp39,19 triliun atau sekitar 59,79 persen dari target yang dicanangkan, yakni Rp65,54 triliun.

Kepala DPMPTSP Jateng, Ratna Kawuri, mengatakan total nilai investasi selama semester I 2022 itu didasarkan dua data. Pertama, berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan kedua berdasarkan data non-LKPM yang didasarkan atas data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA). Perincian realisasi non-UMK berdasarkan LKPM mencapai Rp27,02 triliun, sedangkan realisasi UMK mencapai Rp12,17 triliun.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Dari realisasi Penanaman Modal Asing [PMA] dan dalam negeri [PMDN] berdasar data LKPM, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester satu 2022 mencapai 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298,” ujar Ratna dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa (30/8/2022).

Catatan DPMPTSP Jateng, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester 1 2022 itu melebihi capaian tahun 2018 dan 2019. Pada 2018, serapann tenaga kerja di Jateng mencapai 112.883 pekerja, sedangkan pada 2019 terserap 114.743 pekerja.

Ratna menyebutkan capaian investasi di Jateng pada 2022 didominasi Penanaman Modal Asing atau investor dari luar negeri. Tercatat, realisasi atau capaian investasi di Jateng tahun 2022 dari PMA mencapai Rp16,30 triliun, sementara realisasi PMDN mencapai Rp10,72 triliun.

Baca juga: Investor Asing Dominasi KIT Batang, Investasi Tembus Rp150 Triliun

Sementara itu, negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Jateng adalah Jepang. Kemudian, disusul Korea Selatan, Singapura, Hongkong, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Ratna menjelaskan, ada beberapa alasan investor menanamkan modal di Jateng. Selain ketersediaan infrastruktur, jumlah angkatan kerja juga menjadi pertimbangan.

“Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik. Ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng. Dari jumlah 116.067 orang yang terserap, PMA mendominasi dengan 68.041 orang. Sementara PMDN menyerap 48.026 orang,” jelasnya.

Baca juga: Mantap!, Sukoharjo Miliki Capaian Investasi Tinggi di Jateng

Terkait ketersediaan infrastruktur pendukung investasi, Jateng telah memiliki beberapa fasilitas. Di antaranya dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional. Konektivitas tol Trans Jawa, jaringan rel kereta api yang telah menghubungkan seluruh wilayah di Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya