SOLOPOS.COM - Prosesi wisuda Kursus Bahasa Jawa Tri Karsa Budaya, Mranggen, Demak, Rabu (17/8/2022). (Solopos.com - Hawin Alaina)

Solopos.com, DEMAK – Menurut Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, bahasa Jawa saat ini masuk kategori rentan dalam penggunaan oleh masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari. Kendati demikian, di Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), kursus pranatacara atau pembawa acara dengan bahasa Jawa justru semakin diminati.

Banyak orang dari berbagai profesi di Demak yang tertarik kursus atau belajar untuk menjadi pranatacara bahasaa Jawa. Mereka berasal dari berbagai kalangan mulai dari perangkat desa, perangkat kecamatan, TNI, Polri, hingga masyarakat umum.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Seperti yang terlihat di tempat kursus pranatacara bahasa Jawa di Desa Brumbung, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Kursus pranatacara bahasa Jawa yang digagas KRT Mustamin Juniarto Mangku Budoyo itu dari hari ke hari justru semakin diminati.

Bahkan tempat kursus yang sudah berdiri 10 tahun itu, pada Rabu (17/8/2022) malam, telah mewisuda 38 peserta didiknya. Mereka berasal dari berbagai kalangan pekerja seperti pegawai swasta, perangkat desa, hingga aparat TNI dan Polri.

“Sampai di angkatan ke delapan ini sudah ada 300 orang lebih yang diwisuda. Tahun ini ada 38 wisudawan,” ujar Mustamin saat ditemui Solopos.com dalam acara wisuda Tri Karsa Budaya, Rabu malam.

Baca juga: Waduh, Bahasa Jawa Masuk Kategori Rentan dalam Penggunaan

Ia juga menjelaskan Tri Karsa Budaya adalah salah satu kursus bahasa Jawa yang orang biasa disebut medharsabdha pranatacara, kursusnya disebut pawiyatan. Kursus tersebut mengajarkan berbagai hal tentang budaya Jawa seperti sastra Jawa, tata cara pengantin dengan adat Jawa, pitungan Jawa, dan kaidah-kaidah budaya Jawa.

Ia juga menjelaskan kalau budaya jawa itu tidak bertentangan dengan agama. Buktinya acara wisuda juga dihadiri oleh KH Muhammad Halimi, yang merupakan Wakil Rois Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. KH Muhammad Halimi bahkan turut memimpin pembacaan manaqid dan doa.

“Ini menjadi kolaborasi antara budaya dan agama,” jelasnya.

Baca juga: Warga Demak Upacara di Tengah Banjir Rob, Suarakan Kondisi Kampung

Diakui Mustamin, kursus pranatacara bahasa Jawa yang didirikannya tidak mematok tarif yang mahal. Siswa yang mau belajar hanya dikenai biaya administrasi awal Rp100.000. Sedangkan untuk satu kali pertemuan, peserta dikenai tarif Rp25.000.

“Kami memang tidak membuat kursus ini begitu mahal. Kami hanya mematok pendaftaran Rp100.000,” jelasnya.

Mustamin berharap sebelum pensiun sebagai pegawai swasta, Tri Karsa Budaya miliknya bisa berhasil. Mencetak generasi-generasi yang paham dan suka dengan budaya Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya