SOLOPOS.COM - Abdullah Mudzakir saat menunjukkan sertifikat yang dimiliki dari perusahaan yang pernah ia bantu. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Istilah hacker tidak selalu menjadi konotasi yang negatif. Keahlian hacker dalam dunia pemrograman dan peretasan bisa dimanfaatkan pada hal-hal yang baik.

Hal itu seperti yang dilakukan Abdullah Mudzakir, pemuda 18 tahun asal Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Dia merupakan hacker spesialis bug hunter, istilah untuk seorang yang memiliki kemampuan pemrograman dan peretasan namun melaporkan kepada perusahaan penyedia website atau aplikasi jika menemukan kerentanan sistem.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Tahun 2021 lalu, pemuda yang saat ini kelas XII SMKN 8 Kota Semarang itu mendapatkan penghargaan dari Google berkat temuan bug atau celah pada sistem yang memiliki kerentanan di salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia itu.

Bahkan Mudzakir sapaan akrabnya mengaku mendapatkan sebuah card google bug hunters dan uang senilai US$5.000 atas temuan itu.

“Jadi prosesnya cukup lama. Setelah menemukan bug itu saya laporkan ke Google. Mereka memvalidasi apakah bug ini berbahaya atau tidak. Sempat bantah-bantahan juga. Akhirnya divalidasi memang bug itu bisa berbahaya untuk sistem,” ungkap Mudzakir saat ditemui Solopos.com, Minggu (5/3/2023).

Tak tanggung-tanggung, temuan kerentanan sistem yang dia temukan tercatat pada peringkat 367 dunia dalam Google bug hunter. Dikatakan Mudzakir, dirinya tidak sembarangan melakukan peretasan pada sistem.

Ia memilih perusahaan yang membuka bug bounty atau bug hunter. Satu istilah perusahaan yang menantang para hacker untuk mengecek keamanan sistem yang mereka miliki. Kemudian melaporkan jika menemukan celah kegagalan sistem.

“Kami coba retas jika nanti ada celah kerentanan sistem. Kami laporkan ke pihak perusahaan. Bukan kami langsung menguasai website atau aplikasi tersebut,” jelas dia.

Mudzakir mengaku sudah empat tahun terakhir bergelut di bidang bug hunter dan sudah ratusan website dan aplikasi yang sudah ia coba retas. Satu pengalaman yang tak terlupakan oleh Mudzakir adalah saat dirinya hampir dilaporkan ke polisi karena meretas situs perusahaan tanpa izin.

“Dulu masih kelas X, awal-awal mencoba meretas di perusahaan Indonesia. Saya laporkan ada temuan bug. Setelah itu malah saya diancam mau dilaporkan. Sampai saya memohon-mohon agar tidak dilaporkan,” beber Mudzakir.

Dikatakan tidak semua perusahaan membuka freelance untuk bug hunter. Sehingga peretasan yang dilakukan Mudzakir saat itu termasuk ilegal dan bisa dikenakan pasal perlindungan data pribadi.

“Jadi memang saat itu ilegal. Cuma saya kan melaporkan itu agar perusahaan itu melakukan perbaikan sistem,” terangnya.

Setelah kejadian itu, Mudzakir memilih mencari perusahaan yang membuka bug bounty, terutama perusahaan di luar negeri. Ia pernah meretas sebuah bank di Timur Tengah dan mendapatkan uang senilai US$4.500.

“Sekarang lebih memilih yang di luar saja. Lebih aman dan reward yang diberikan juga cukup lumayan,” ungkapnya.

Meskipun masih berstatus sebagai pelajar, namun berkat keahliannya itu Mudzakir sudah bekerja untuk perusahaan yang menyediakan pelayanan security sistem di Jakarta. Ia masuk dalam divisi pengecekan kerawanan website atau aplikasi.

“Tugasnya melakukan pengecekan atau peretasan sistem kalau ada kerentanan, kami laporkan ke divisi maintenance untuk diperbaiki. Kalau untuk bug hunter dan bug bounty juga masih jalan. Itu hitungannya freelance saja,” ungkapnya.

Mudzakir membeberkan saat ini rata-rata penghasilannya mencapai Rp10 juta per bulan. Sebab ia masih mengerjakan pekerjaan tersebut disela-sela waktu sekolahnya.

“Kalau mau langsung dapat banyak uang bisa. Hacker yang hitam itu ambil data atau sedot rekening. Tapi saya memilih yang halal saja,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya