SOLOPOS.COM - Yayak Yatmaka, Aktivis dan Seniman yang ditangkap dalam kericuhan di Desa Wadas (Sumber: Antaranews.com)

Solopos.com, PURWOREJO  — Puluhan warga ditangkap pihak kepolisian atas kericuhan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah terkait rencana penambangan batu andesit di lahan setempat pada 8 Febuari 2022. Dari puluhan warga yang ditangkap adalah seorang seniman bernama Yayak Yatmaka.

Siapakah sosok Yayat Yatmaka ini? Dilansir dari Bisnis.com, Minggu (13/2/2022), Yayak Yatmaka adalah sosok seniman dan aktivis kelahiran Yogyakarta, 1956. Alumnus Fakultas Seni rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung itu dikenal sebagai sosok kritikus yang lantng sejak era Orde Baru.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Dia aktif di dunia pegerakan pemuda sejak tahun 1977/1978 yang tidak segan-segan memberikan kritikan tajam atas kepemimpinan Presiden Soeharto, bahkan saat itu dia berani menuntut Presiden Soeeharto lengser. Dia juga aktif sebagai anggota Perhimpunan Penempuh Rimba yang dikenal dengan nama Wanandri.

Baca juga: Profil Muria Raya yang Diusulkan jadi Provinsi Baru

Selama menjadi kritikus pemerintah, Yayak Yatmaka tidak pernah sekalipun ditangkap. Tetapi dia tetap menjadi incaran pemerintah karena  karena karya kalender buatanya yang bertajuk “Tanah Untuk Rakyat. Yayak juga terlibat dalam penolakan penggusuran warga Kedungombo pada era 1980-an di mana saat itu mega proyek Waduk Kedungombo dimulai.

Akibat buron, Yayak beserta istri dan anaknya melarikan diri ke Jerman pada 1990-n dan baru kembali ke Tanah Air selepas reformasi 1998, atau tepatnya pada 2005 silam. Selama di Jerman, Yayak mengaku lebih banyak mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di Indonesia beserta kepemimpinan Soeharto dan dia jadikan informasi tersebut sebagai materi lukisannya.

Sekembalinya ke Indonesia, Yayak menetap di Yogyakarta, kota kelahirannya dan terus aktif dalam melakukan kritikan dan membela kaum lemah hingga saat ini yang dibuktikan melalui karya-karya yang dia buat.

Baca juga: Konflik Wadas: Info Kekerasan Dicap Hoaks, Warga-Jurnalis Diintimidasi

Terakhir, dia membuat lukisan yanng menggambarkan kondisi tanah di Desa Wadas yang akan digusur untuk proyek nasional. Dalam lukisan itu, diberikan tulisan dengan narasi “Tolak Tambang Andesit di Desa Wadas.”

Dalam wawancaranya dengan host talkshow ternama Rosiana Silalah di sebuah kanal Youtube, Yayak mengungkapkan keberatannya jika pemerintah hendak menggunakan lahan di Desa Wadas sebagai lokasi penambangan batu andesit.

Dia menegaskan masyarakat Desa Wadas sudah hidup turun temurun dari hasil perkebunan, bahkan dia mengatakan bahwa Desa Wadas itu surga durian yang memiliki rasa yang khas.

Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?

Dia menyarankan agar penambangan batu andesit itu bisa dipindah ke lahan lain, seperti daerah lereng Gunung Merapi yang tidak ada penghuninya. Dia juga menyayangkan sikap pemerintah yang justru membuat warga Desa Wadas terpecah menjadi dua kubu, yaitu kubu yang mendukung dan yang tidak mendukung aktivitas penambangan sehingga menimbulkan konflik antar sesama warga desa.

Saat ini, Yayak beserta puluhan warga lainnya sudah dibebaskan setelah sebelumnya ditahan akibat konflik perlawanan warga atas kegiatan pengukuran lahan di Desa Wadas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya