SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan sebagai dampak El Nino. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah menetapkan status darurat kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Status darurat ini juga ditetapkan menyusul terjadinya krisis air bersih atau kekeringan di 11 kelurahan yang tersebar di lima kecamatan di Kota Semarang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengungkapkan lima kecamatan yang mengalami kekeringan itu yakni Tembalang, Banyumanik, Mijen, Ngaliyan, dan Gunungpati. Dari lima kecamatan itu, total ada 11 keluarahan yang mengalami bencana kekeringan.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Sudah [ditetapkan status darurat kekeringan] hingga dua bulan kedepan. Ada lima kecamatan dan 11 kelurahan,” ujar Endro kepada wartawan di Semarang, Selasa (3/10/2023).

Ia menjelaskan kekeringan melanda Kecamatan Tembalang di Kelurahan Rowosari, Mangunharjo, Meteseh. Kemudian Kecamatan Banyumanik Kelurahan Jabungan dan Gedawang. Lalu Kecamatan Gunungpati di Kelurahan Cepoko dan Kandri.

“Lalu berikutnya Kecamatan Ngaliyan ada di Kelurahan Wonosari, Gondoriyo dan Bringin. Terakhir Kecamatan Mijen ada di Kedungpane,” jelasnya.

Sementara jumlah keluarga yang terdampak akibat bencana kekeringan di Kota Semarang mencapai ribuan keluarga. Namun, Endro meminta masyarakat tak perlu khawatir karena pihaknya akan terus mendistribusikan air bersih.

“Ada 2.709 KK yang terdampak. Kita punya cadangan 500 tangki air dan manakala tangki ini habis, misalnya sampai awal November nanti sudah habis, maka BPBD akan mengajukan kembali dana BTT [Bantuan Tidak Terduga] untuk pemenuhan air bersih,” sebutnya.

Endro juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan yang memicu terjadinya kebakaran seperti membakar sampah. Selain itu, warga diimbau untuk memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan.

“Waspada kebakaran! Jadi di Semarang ini kecenderungan kebakaran terjadi setiap pekan, 2-3 kali terjadi kebakaran. Tidak membakar sampah, membakar ilalang yang kering atau membuang puntung rokok sembarang. Lalu, memakai masker karena berdampak pada penyakit ISPA dan kurangi aktivitas berlebihan di cuaca terik,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya