Jateng
Senin, 18 Maret 2024 - 12:21 WIB

Asal Usul Bledug Kuwu Grobogan yang Dipercaya Ada Sebelum Mataram Kuno

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bledug Kuwu. (Jogjaprov.go.id)

Solopos.com, PURWODADI — Di Grobogan, Jawa Tengah, terdapat wisata menarik Bledug Kuwu yang mempunyai cerita asal usul yang menarik. Wisata berupa fenomena alam letupan lumpur ini dipercaya sudah ada sebelum Kerajaan Mataram Kuno.

Wisata di Jawa Tengah ini merupakan salah satu destinasi wajib saat ke Grobogan. Bentuknya berupa telaga lumpur hangat mirip lumpur Lapindo dan memiliki luas 45 ha. Telaga lumpur tersebut juga mengeluarkan letupan-letupan karena ada tekanan dari bawah. Lumpur yang disertai asap putih itu membumbung tinggi hingga 3 meter. Bahkan, di saat tertentu ketinggian lumpur bisa mencapai 10 meter disertai letupan keras.

Advertisement

Lokasi Bledug Kuwu bisa ditempuh sejauh 28 km dari pusat Kota Purwodadi, ibu kota dari Grobogan, mengarah ke timur, tepatnya di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Secara etimologi, nama Bledug Kuwu berasal dari Bahasa Jawa, yaitu bledug yang berarti ledakan atau meledak dan kuwu yang diserap dari kata kuwur yang berarti lari, kabur, atau berhamburan.

Menurut asal usul Bledug Kuwu Grobogan, fenomena alam satu ini dipercaya sudah ada sebelum Kerajaan Mataram Kuno pada 723-9328 M. Namun, dari informasi yang tertera di laman resmi Kabupaten Grobogan, Bledug Kuwu terbentuk ketika era Kerajaan Medang Kamola yang dipimpin oleh Raja Dewata Cengkar.

Dewata Cengkar memiliki hobi makan daging manusia sehingga membuat masyarakat takut. Hingga datang lah Ajisaka, seorang penggembara yang prihatin dengan perilaku Dewata Cengkar. Dia pun menantang sang raja berduel yang berakhir dengan kekalahan Dewata Cengkar. Menurut cerita yang beredar, Dewata Cengkar tenggelam di Laut Selatan dan berubah wujud menjadi buaya putih.

Advertisement

Ajisaka pun menjadi raja di Medang Kamolan. Saat itu, datanglah seorang naga yang bernama Jaka Linglung mengaku sebagai anak dari Ajisaka. Awalnya Ajisaka menolak kehadiran Jaka Linglung, tetapi dia mempunyai siasat untuk memanfaatkan naga tersebut. Dia meminta Jaka Linglung untuk pergi ke Laut Selatan dan mengalahkan buaya putih, jelmaan dari Dewata Cengkar.

Hal tersebut disanggupi oleh Jaka Linglung. Dia melewati bawah tanah untuk menuju Laut Selatan dan dia berhasil mengalahkan Dewata Cengkar.

Dari asal usul Bledug Kuwu Grobogan juga diperoleh informasi, sebagai bukti berhasil membunuh buaya putih, dia membawa rumput grinting wulung dan air laut yang terasa asin untuk diberikan kepada Ajisaka.

Advertisement

Di tengah perjalanannya, beberapa kali Jaka Linglung mencoba muncul di permukaan. Pertama, dia muncul di Desa Ngembak yang kini menjadi Purwodadi, kemudian Jono dan berakhir di Kuwu. Di Desa Kuwu, Jaka Linglung melepas lelah. Lubang-lubang itu dipercaya sebagai jalan keluar Jaka Linglung dan kemudian mengeluarkan letupan lumpur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif