SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kawasan Industri Kendal (KIK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengaku pada 2023 ini menghadapi sejumlah tantangan yang kompleks. Kendati demikian, tantangan tersebut bakal disiasati melalui peluang-peluang yang saat ini mulai bermunculan di tiap kabupaten/kota.

Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, mengatakan tantangan itu di antaranya dipengaruhi situasi perang global. Kemudian miss and match antara kompetensi dan ketersediaan tenaga kerja.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Perang antara Rusia dan Ukraina ini kan masih berlanjut. Dampaknya jadi berkurangnya permintaan pasar atau menurunnya nilai ekspor,” kata Sakina kepada Solopos.com, Minggu (12/11/2023).

Tantangan lainnya, lanjut Sakina, adanya disharmoni regulasi dalam pelayanan di berbagai layanan pemerintahan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Adapun daerah favorit investasi masih berpusat di wilayah pantura Jateng dan belum menyebar atau merata ke bagian tengah maupun selatan Jateng.

“Belum semua kabupaten/kota menyusun rencana detail tata ruang (RDTR) untuk kepastian peruntukan lokasi. Karena masih adanya aturan terkait lahan sawah dilindungi (LSD),” ungkapnya.

Sementara mengenai peluang yang dimaksud, Sakina menilai ada sejumlah faktor pemicu ketertarikan pelaku usaha yang bakal membuat investor menanamkan modalnya di wilayahnya. Hal itu dari karakter dan kualitas tenaga kerja hingga infrastruktur pendukung meliputi akses jalan, bandara, pelabuhan, kereta api, listrik, gas dan air.

“Kemudian pelayanan perizinan yang terbuka menerima konsultasi, pendampingan kepeminatan, dan pengawalan investasi yang intensif juga membuat pelaku usaha tertarik berinvestasi di Jateng,” nilainya.

DPMPTSP pun optimistis investasi Jateng akan terus tumbuh. Hal ini ditunjukkan dengan bukti bahwa hampir setiap pekan pihaknya menerima kunjungan calon investor dari berbagai negara.

“Antara lain Korea Selatan, Taiwan, China, Vietnam, Hong Kong serta dari dalam negeri yang konsultasi terkait lokasi investasi, baik di kawasan industri maupun kawasan peruntukan industri kabupaten/kota se-Jawa Tengah,” akunya.

Diberitakan sebelumnya, DPMPTSP Provinsi Jateng mencatat realisasi investasi di wilayahnya hingga triwulan III tahun 2023 mencapai Rp55,84 triliun atau sekitar 84,9 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini, yakni Rp65,7 triliun.

Realisasi investasi Jateng itu berasal dari penanaman modal asing (PMA) senilai Rp17,15 triliun, penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp24,14 triliun, dan sektor usaha kecil dan mikro (UKM) mencapai Rp14,5 triliun.

Mayoritas investor di Jateng itu menanamkan modalnya atau berinvestasi pada sektor padat karya. Di antaranya industri alas kaki atau sepatu, garmen, tekstil, hingga apparel.

“Investor tetap kawasan industri [favoritnya]. Tapi ada juga daerah di luar kawasan industri yang jadi incaran, seperti Jepara, Brebes, dan Sragen,” ujar Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya