SOLOPOS.COM - Mesin pompa mobile membuang genangan banjir di di Desa/Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak ke Sungai Wulan perbatasan Kabupaten Demak-Kudus, Minggu (24/3/2024). Beberapa kecamatan di Kabupaten Demak mengalami kebanjiran akibat sejumlah tanggul sungai jebol karena tidak kuat menahan debit air pada Sabtu (16/3/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, DEMAK – Sebanyak 22 unit mesin pompa penyedot air dikerahkan untuk mempercepat proses surutnya genangan banjir di Kabupaten Demak, khususnya di Kecamatan Karanganyar. Langkah ini dilakukan supaya air banjir cepat surut dan masyarakat bisa merayakan Lebaran di rumah masing-masing.

“Kapasitasnya tentu cukup besar karena mencapai 11.000 liter per detik untuk menyedot air genangan banjir,” kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, saat mendampingi Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi pada acara penyerahan bantuan pangan untuk korban banjir di tempat pengungsian SD Negeri 3 Ngaluran, Kecamatan Karanganyar, Minggu (24/3/2024).

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Nana menyampaikan selain menyurutkan air banjir yang menggenangi permukiman warga, pompa ini juga digunakan untuk menguras air yang menggenangi akses jalan di jalur Pantura Demak-Kudus. Sehingga bisa dilalui kendaraan.

Penjabat gubernur menuturkan meski saat ini jalan belum dibuka, tentunya dalam waktu dekat sudah bisa dilalui kendaraan dari arah Kudus maupun Demak. Menurut dia, terpenting adalah warga terdampak banjir yang mengungsi bisa segera pulang, sehingga bisa merayakan Lebaran di rumah.

“Pengungsi juga mulai berkurang dari sebelumnya mencapai 24.000 jiwa, kini menurun menjadi 12.000-an pengungsi,” katanya yang dikutip dari Antara.

Ia menyampaikan ikut prihatin dengan bencana alam yang dialami oleh warga Demak, khususnya warga Kecamatan Karanganyar.

“Kami juga berencana pada Rabu 27 Maret atau Kamis 28 Maret rapat koordinasi dengan Kementerian PUPR, BNPB, TNI/Polri untuk membicarakan penguatan tanggul,” katanya.

Ia menegaskan, tidak menginginkan tahun depan terjadi peristiwa tanggul sungai jebol yang bisa mengakibatkan banjir di pemukiman warga seperti sekarang ini.

“BNPB maupun PUPR menyetujui. Mudah-mudahan banjir di Kabupaten Demak ini yang terakhir,” kata Nana.

BPBD Kabupaten Demak mencatat per 24 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, dari 92 tempat pengungsian diperkirakan sudah ada puluhan tempat pengungsian yang kosong karena pengungsinya mulai pulang ke rumah.

Belasan tempat pengungsian yang kosong dari para pengungsi tersebut, yakni di Kecamatan Mijen, Karangtengah, Sayung, Karanganyar, Wonosalam, dan Gajah.

Komandan Posko Terpadu Penanganan Darurat Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto menambahkan, puluhan unit mesin pompa penyedot banjir itu sebagian ada yang berada di Sipon Gajah untuk membuang air banjir yang mengalir ke saluran irigasi.

“Warga juga menuntut secepatnya dilakukan penyedotan air, terutama genangan di Desa Wonoketingal dan Wonorejo,” katanya.

Guna mempercepat surutnya genangan banjir, maka pihaknya juga melakukan penyekatan dan mapping pompa agar segera surut. Setelah titik genangan di lokasi tertentu surut, maka pindah ke genangan lain yang dimungkinkan masih ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya