SOLOPOS.COM - Shelomita Gasya Amory menunjukkan kemampuannya dalam Recital Solo Vocal berjudul RÖSLEIN di Recital Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Sabtu (27/1/2024) malam. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Sebuah Recital Solo Vocal berjudul RÖSLEIN digelar di Recital Hall Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kota Salatiga, pada Sabtu (27/1/2024) malam.

Recital Solo Vocal tersebut dibawakan oleh seorang penyanyi sopran kelahiran 2009, Shelomita Gasya Amory.

Gadis berusia 14 tahun yang akrab disapa Shelo tersebut menunjukkan kemampuannya dalam konser perdananya.

Dia juga diiringi oleh dua pianis yaitu Siswanto Tri Utomo dan Reinhart H.A. Latunussa. Tampak puluhan penonton menyaksikan penampilan Shelo dalam balutan suasana megah.

Tepukan tangan penonton juga terdengar seusai Shelo selesai menunjukkan nada tinggi dengan penuh vibrasi pada masing-masing lagunya.

Shelo mengaku, recital tersebut adalah sebuah tempat untuk belajar dan berproses bagaimana menyajikan sebuah pertunjukan vocal klasik yang menarik dan tidak membosankan.

Dia mengaku ingin mengemas pertunjukan yang tidak hanya berfokus pada teknik menyanyi namun ekspresi, acting, kostum dan tata panggung.

“Shelo ingin mengenalkan karya-karya klasik kepada lebih banyak lagi orang terutama anak-anak muda,” katanya kepada Solopos.com, Sabtu (27/1/2024) malam.

Dalam recital itu, Shelomita membawakan karya-karya klasik dari Franz Lisz, Léo Delibes, Wolfgang Amadeus Mozart, Johann Strauss dan Charles Gounod.

Siswi Kursus Musik UKSW ini juga menampilkan lagu-lagu Broadway Musical dari judul-judul drama musical terkenal seperti Mean Girls, The Sound of Music, Anastasia, Phantom of The Opera.

Tak hanya karya klasik dari mancanegara, dia juga membawakan lagu-lagu dari dari seorang komposer musik klasik yaitu Ananda Sukarlan.

Dalam konser itu dia membawakan karya Ananda Sukarlan yang berjudul Pandemic Poems, terdiri dari empat lagu dari empat puisi tentang pandemi Covid-19 yang ditulis oleh sastrawan-sastrawan Indonesia yaitu Hilmi Faiq, Muhammad Subhan, Riri Satria dan Goenawan Monoharto.

Menurut Shelo, hal menarik dari recital tersebut yaitu disajikannya empat lagu cycle pandemic yang akan menjadi sebuah dokumentasi musical.

Ia ingin mengajak penonton untuk melihat kembali sejarah bahwa dunia ini pernah diserang oleh sebuah virus mematikan bernama Corona.

“Empat lagu tersebut mempunyai vibes yang berbeda, mulai dari kepedihan garda depan para medis, vibe romantic bahkan komedi. Harapannya dengan disajikannya lagu-lagu cycle pandemic, anak muda dapat mengingat sejarah melalui sastra dan musik,” kata Shelo.

Sebagai informasi, Shelo belajar vokal klasik sejak usia sembilan tahun di bawah bimbingan seorang penyanyi sopran, Eriyani Tenga Lunga.

Dia juga belajar kepada maestro opera Indonesia, yaitu mezosoprano Heny Janawati pimpinan Janawati Academy of Performing Arts Bali.

“Di usianya yang masih 14 tahun, Shelo telah mencapai banyak prestasi di bidang vokal klasik. Menurut saya, kemampuan bernyanyinya melebihi kemampuan orang seumurannya,” kata Eriyani.

Rekomendasi
Berita Lainnya