SOLOPOS.COM - Ilustrasi terik matahari dampak El Nino saat musim kemarau. (Freepik.com)

Solopos.com, SEMARANG — Stasiun Klimatologi Jawa Tengah (Jateng) memprakirakan wilayah Jawa Tengah (Jateng) secara umum akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2024 mendatang. Kendati demikian, ada sejumlah daerah yang akan mengalami musim kemarau lebih cepat atau pertengahan April nanti.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jateng, Sukasno, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/3/2024), mengatakan beberapa daerah yang mengalami musim kemarau lebih awal antara lain Rembang bagian selatan, sebagian utara Blora, dan sebagian kecil selatan Kabupaten Pati.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“Sedangkan yang paling akhir [masuk musim kemarau] pada bulan Juni dasarian III [akhir Juni 2024] meliputi Pekalongan bagian selatan, Purbalingga bagian utara, tenggara Pekalongan, barat laut Banjarnegara, dan sebagian kecil wilayah barat daya Batang,” ujar Sukasno.

Sementara itu, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Sedangkan hujan, kemungkinan tetap akan terjadi pada musim kemarau dengan sifat curah normal hingga di atasa normal.

“Sedangkan musim kemarau tahun 2024 ini umumnya lebih cepat [maju] dari normalnya [biasanya],” imbuh Sukasno.

BMKG Stasiun Klimatologi (Staklim) Jateng juga memprakirakan durasi musim kemarau 2024 sekitar 4-5 bulan. Meski demikian ada beberapa daerah yang diprakirakan mengalami musim kemarau lebih panjang sekitar 22 dasarian atau 7 bulan. Beberapa daerah itu antara lain sebagian Pemalang, Pekalongan, Jepara, Blora bagian utara, sebagian Rembang dan sebagian tenggara Pati.

“Jika dibandingkan dengan normalnya, panjang musim kemarau 2024 umumnya lebih pendek 1-3 dasarian,'” jelasnya.

Dalam siaran persnya, Sukasno juga mengimbau kepada warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang bisa muncul saat masa transisi atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

“Sedangkan untuk pemerintah daerah, kami imbau untuk lebih optimal dalam melakukan penyimpanan air pada akhir musim hujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan buatan lainnya di masyarakat melalui Gerakan Memanen Air Hujan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya