SOLOPOS.COM - ilustrasi (liputan6.com)

Solopos.com, SEMARANG Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang masih menemukan pedagang atau usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) kuliner yang bandel atau tetap memakai formalin atau pewarna di makanannya.

Temuan tersebut berdasarkan laporan para kader binaan pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) pada program pengawasan Ngungguh UMKM Resik Saking Bahan Berhahaya (Gumregah).

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Kepala Balai BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, mengatakan ada tiga daerah yang hingga kini pedagangnya masih kedapatan memakai formalin atau pewarna. Yakni di Kota Semarang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten/Kota Magelang.

“Kader binaan kami ini sidak tiap satu bulan sekali untuk memastikan makanan yang dikonsumsi mayarakat itu tetap terjaga. Dan memang sampai hari ini masih ada temuan mie, bakso dan lainya yang mengandung itu (formalin atau pewarna) di daerah itu. Tapi ini terus kita intervensi,” kata Lintang seusai acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Badan POM di Halaman Kantor Balai BPOM di Banyumanik, Semarang, Jumat (2/2/2024).

Lintang pun mengklaim melalui program Gumregah yang berjalan sejak 2023, pihaknya sudah berhasil mengintervensi para pedagang kuliner yang bandel. Bahkan dari catatan, angka penurunannya mencapai 98 persen di masing-masing kabupaten/kota.

Sementara 2 persen sisanya, merupakan para pedagang yang bandel atau sulit diingatkan. Oleh sebab itu, para pelaku UMKM yang tetap nekat menjual makanan dengan formalin atau pewarna tersebut telah dilaporkan ke Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk nantinya ditindaklanjuti.

“Nah sekarang hanya tersisa tiga sampai empat pedagang ada dari total kecamatan (masing-masing daerah). Kita akan terus lakukan intervensi,” klaimnya.

Diberitakan sebelumnya, BPOM di Semarang meluncurkan program Ngungguh UMKM Resik saking Bahan Berhahaya (Gumregah) sebagai upaya menjaga makanan tetap higienis di wilayahnya.

Program pengawasan itu sebenarnya telah berjalan sejak 2023 di Kota Semarang dan di Kabupaten/Kota Magelang. Kemudian pada 2024 ini diperlebar ke Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.

Sementara cara memastikan kehigienisan makanan itu, yakni dengan menggerakan kader PKK binaan di tiap kecamatan untuk melakukan sidak secara rutin.

Kemudian bila makanan tersebut terjamin tanpa formalin maupun pewarna, maka pihaknya bakal menempel stiker sebagai tanda kuliner tersebut layak dikonsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya