Jateng
Jumat, 2 Februari 2024 - 15:04 WIB

BPOM Semarang Luncurkan Gumregah, Lapak Kuliner-UMKM bakal Dipasangi Stiker Ini

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang melaunching Ngungguh UMKM Resik saking Bahan Berhahaya (GUMREGAH) di Halaman Kantor Balai BPOM di Banyumanik, Semarang, Jumat (2/1/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Balai Besar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang meluncurkan program Ngungguh UMKM Resik saking Bahan Berhahaya (Gumregah) sebagai upaya menjaga makanan tetap higienis di wilayahnya.

Melalui program tersebut, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang telah dibina bakal menggelar sidak secara rutin untuk memastikan makanan yang dijual para pedagang usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) bebas dari formalin dan pewarna makanan.

Advertisement

Kepala Balai BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, mengatakan program Gumregah sebenarnya telah berjalan sejak 2023 di Kota Semarang dan di Kabupaten/Kota Magelang. Kemudian pada 2024 ini bakal diperlebar ke Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang.

“Kita memang menyasar warung makan kuliner, kita intervensi untuk menjamin kehigienisan makananya, baik asongan, kaki lima dan UMKM. Dan Kota Semarang hasilnya signifikan, kita buat hampir 16 kecamatan (di Kota Semarang) makanannya terjamin. Siap saji bebas pewarna dan formalin,” kata Lintang seusai acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Badan POM di Halaman Kantor Balai BPOM di Banyumanik, Semarang, Jumat (2/2/2024).

Cara memastikan kehigienisan makanan itu, terang Lintang, yakni dengan menggerakan kader PKK binaan di tiap kecamatan untuk sidak rutin selama satu bulan sekali.

Advertisement

Kemudian bila makanan tersebut terjamin tanpa formalin maupun pewarna, maka pihaknya bakal menempel stiker sebagai tanda kuliner tersebut layak untuk dikonsumsi.

“Kalau ada temuan, tidak kita tempeli stiker. Begitupun kalau yang awalnya ditempeli tapi ketahuan, nanti kita cabut (stikernya). Dan kami nanti juga akan telusuri temuan itu (formalin atau pewarna). Beli di mana? Pasar mana? Produsennya siapa? Termasuk kita laporkan pedagang itu ke Pemda (Pemerintah Daerah). Jadi Gumregah ini bertujuan mengamankan ujungnya (UMKM) dan menjaga makanan yang dikonsumsi masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Sumanto, mengapresiasi langkah Balai BPOM di Semarang. Ia berharap pengawasan dan intervensi makanan mengandung formalin hingga pewarna itu bisa berjalan maksimal.

Advertisement

“Peranan BPOM ini sangat penting bagi masyarakat. Karena menjaga makanan agar tetap sehat untuk dikonsumsi atau tidak mengganggu kesehatan kita. Dan tak bisa dipungkiri pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Sehingga yang kita makan itu perlu kita pastikan benar-benar sehat,” tutup Sumarno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif