Jateng
Kamis, 4 April 2024 - 19:52 WIB

BPOM Temukan Takjil yang Dijual di Sekitar MAJT Mengandung Formalin & Pewarna

Adhik Kurniawan  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), saat mengecek kandungan makanan takjil di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kamis (4/4/2024) sore. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG – Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), melakukan intensifikasi makanan takjil di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kamis (4/4/2024) sore. Dari puluhan sampel yang diperiksa, ada enam makanan mengandung zat berbahaya.

Pengawasan Pemeriksaan Balai BPOM di Semarang, Woro Puji Hastuti, mengatakan enam makanan tersebut yakni dua mi basah, bakso, dua kue moho, dan satu kerupuk. Adapun kandungan yang ditemukan berupa formalin dan rodamin B atau zat pewarna untuk tekstil.

Advertisement

“Zat ini [formalin dan pewarna] berbahaya bila dikonsumsi terus menerus dalam waktu lama. Bisa memicu sel ganas, kanker,” kata Woro seusai pemeriksaan sampel makanan takjil di area sekitar MAJT Semarang, kamis sore.

Meski menemukan kandungan berbahaya pada makanan takjil, para pedagang hanya diedukasi dan diingatkan agar tak mengulangi perbuatanya. Kemudian dagangan yang mengandung bahan berbahaya itu juga disisihkan agar tak dibeli masyarakat.

“Berikutnya kepada masyarakat hati-hati ketika membeli jajanan takjil. Bila perlu lihat kemasannya, aman [ada lebel registrasi BPOM] tidak. Karena kalau secara kasat mata sulit membedakannya. Tapi kalau warnanya ngejreng [cerah] dan tak mudah hilang, kuat itu ada pewarnannya,” terangnya.

Advertisement

Sekadar untuk diketahui, intensifikasi makanan takjil oleh BPOM di Semarang ini sudah masif dilakukan di sejumlah kabupaten/kota sejak 4 Maret 2024 lalu. Kegiatan ini akan berlangsung terus sampai 18 April 2024.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif