SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan beras. (Freepik.com)

Solopos.com, BANYUMAS-Perum Bulog Cabang Banyumas mencatat  sebanyak 2.426 ton cadangan beras pemerintah (CBP) telah tersalurkan untuk bantuan pangan tahap kedua atau periode September-November di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, dalam rangka pengendalian inflasi.

“Pagu penyaluran bantuan pangan beras CBP tahap kedua di wilayah eks Keresidenan Banyumas sebesar 6.559 ton per bulan. Khusus untuk  September, kami telah menyalurkan sebanyak 2.426 ton beras yang setara dengan 37 persen dari pagu,” kata Pimpinan Cabang Perum Bulog Banyumas Rasiwan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas seperti dikutip dari Antara pada Selasa (19/9/2023).

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Menurut dia, 2.426 ton beras CBP tersebut diterima oleh 242.600 keluarga penerima manfaat bantuan pangan yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, masing-masing sebanyak 10 kilogram.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya masih menyelesaikan penyaluran bantuan pangan beras CBP alokasi bulan September yang disusul alokasi Oktober dan November.

Ia mengharapkan penyaluran bantuan pangan beras CBP tersebut dapat mengurangi beban masyarakat berpenghasilan rendah atas gejolak kenaikan harga beras.

“Selain untuk bantuan pangan, beras CBP juga kami salurkan kegiatan SPHP [Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan],” jelasnya.

Sejak Januari hingga pertengahan September 2023, kata dia, pihaknya telah menggelontorkan bantuan 7.025 ton beras kualitas medium untuk kegiatan SPHP di berbagai pasar tradisional se-eks Keresidenan Banyumas.

Ia mengakui harga beras kualitas medium di pasaran hingga saat ini masih tinggi karena berada di kisaran Rp13.000-Rp13.500 per kilogram.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berkewajiban melakukan intervensi stabilisasi harga beras dengan menjamin ketersediaan beras SPHP di pasar tradisional yang dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900/kg.

“Semoga dengan adanya bantuan pangan dan kegiatan SPHP, fluktuasi harga beras di pasar tradisional dapat ditekan, sehingga inflasi bisa terkendali,” tegas Rasiwan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santosa mengimbau seluruh masyarakat Banyumas untuk tidak panik dan tidak membeli beras secara berlebihan karena stok beras di wilayah itu masih mencukupi kebutuhan hingga lima bulan ke depan.

Berdasarkan data, kata dia, stok beras di Kabupaten Banyumas pada bulan September 2023 tercatat sebanyak 83.493,93 ton, sedangkan kebutuhan beras di wilayah yang berpenduduk 1,8 juta jiwa itu rata-rata sebanyak 527,75 ton per hari.

“Artinya, stok beras di Kabupaten Banyumas ini bisa untuk mencukupi kebutuhan hingga 158,21 hari atau lima bulan satu minggu ke depan,” jelasnya.

Menurut dia, hasil panen di Banyumas pada bulan September mencapai 20.542 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 13.151 ton beras, sehingga akan menambah stok beras di wilayah itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya