SOLOPOS.COM - Yohanes Dwi Wibowo saat membuat ketapel di tempat kerjanya di Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Kamis (2/11/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Kisah inspiratif datang dari Yohanes Dwi Wibowo, seorang warga Jalan Kenangan Sari, Butuh, Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng). Berawal dari rasa iseng plus kenangan masa kecil, warga Salatiga ini pun mencoba membuat katapel dan memasarkannya.

Namun siapa sangka, berawal dari rasa iseng itu, Yohanes saat in justru mampu meraup cuan jutaan rupiah. Apalagi, katapel buatannya laris di pasaran bahkan hingga dipesan atau ekspor ke luar negeri, seperti Inggris, Amerika, dan Malaysia.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Dijumpai Solopos.com di bengkelnya yang diberi nama Yo Slingshoot, Kamis (2/11/2023), Yohanes mengaku telah membuat katapel sejak tahun 2016. Katapel buatannya pun cukup banyak diminati terutama di kalangan penghobi dan atlet olahraga katapel. Mereka suka membeli katapel buatan pria asal Salatiga itu karena pembuatannya yang masih tradisional.

“Pada senang karena katapelnya dinilai punya karakteristik dan terasa personal, sesuai pegangan karena dibuat secara manual [tradisional],” ujar Yohanes.

Yohanes mengaku hanya membuat katapel sesuai pesanan. Mayoritas pemesanan datang dari penghobi yang akan menggunakan katapel untuk kompetisi kejuaraan.

Yohanes menambahkan selama ini membuat katapel dari bahan utama kayu nusantara. Hal itu dikarenakan dirinya juga ingin menaikan pamor kayu khas Indonesia.

“Indonesia ini kan kaya dengan kayu, jenis apa saja ada. Karena itu saya khusus membuat dengan kayu yang ada di Indonesia, seperti gaharu, stigi, dan cendana,” ujarnya.

Satu buah katapel, lanjut Yohanes, dibanderol mulai Rp250.000 hingga Rp6 juta. Harga itu sesuai dengan tingkat kesulitan dan bahan yang diminta pembeli.

Yohanes mengaku untuk membuat katapel itu penyelesainnya tidak tentu. Terkadang ia bisa menyelesaikan hanya dalam waktu dua jam, tapi ada juga yang mencapai enam bulan.

”Apalagi kalau pembeli banyak permintaan, seperti minta jenis kayu khusus, warna kayu tua, dan lainnya,” jelas Yohanes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya