SOLOPOS.COM - Suasana car free day (CFD) di area persawahan Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang memiliki pemandangan indah, Minggu (8/10/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Jika biasanya car free day (CFD) digelar di pusat kota atau kabupaten, berbeda halnya yang ada di Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Jawa Tengah.

Sudah 1,5 bulan ini, CFD di Banyubiru digelar di area persawahan desa setempat dengan memanfaatkan potensi pemandangan alam perbukitan dan pegunungan yang indah.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Meskipun baru berjalan enam kali, konsep CFD yang dilakukan di persawahan itu mampu menarik minat warga untuk berdatangan. Bahkan pengunjung yang datang ada dari Kota Semarang dan Salatiga. Mereka tertarik dengan konsep CFD yang unik tersebut dan jauh dari ingar bingar perkotaan.

Salah seorang pengunjung asal Kota Semarang, Nurfaik, mengaku baru pertama kali datang di CFD persawahan tersebut. Ia tahu tempat tersebut dari media sosial (medsos) yang mem-posting CFD di area persawahan Desa Banyubiru tersebut.

“Tahu dari media sosial. Saya coba datang ternyata mamang bagus pemandangannya. Sekalian healing untuk menjauh dari ramainya perkotaan,” kata Nurfaik kepada Solopos.com, Minggu (8/10/2023).

Diakuinya tempat CFD ini sangat cocok untuk mencari keramaian di desa dengan pemandangan dan suasananya yang unik. Selain itu juga sekaligus untuk mencari santapan sarapan yang khas dari desa.

“Ini tadi coba makan nasi jagung dengan gudangan, lauknya ikan asin dan telur, makanan khas desa. Makannya dengan pemandangan indah pegunungan,” kata Nurfaik.

Plt. Direktur BUMDes Sagar Mathan Desa Banyubiru, Trenggono Wahyu Purnomo Jati, mengatakan konsep CFD di tengah persawahan ini untuk meramaikan desanya. Terlebih ada lahan yang bagus untuk dikembangkan sebagai lokasi CFD.

“Selain car free day, view-nya pegunungan, itu kayaknya bagus. Selain itu, masyarakat bisa berjualan. Kami sediakan lahan juga, per pekan gitu [pelaksanaan CFD],” kata Wahyu.

Dikatakan saat ini ada 100-an pedagang yang berjualan di CFD persawahan tersebut. Hal itu bisa menumbuhkan dan mengembangkan UMKM dari masyarakat desa. Termasuk juga untuk destinasi wisata.

“Antusias pedagang luar biasa. Alhamdulillah dengan kami buka ini banyak sekali support dari warga. Mereka mengais rejeki dan bisa meningkatkan perekonomian,” ungkapnya.

Agar semakin banyak menarik pengunjung, kata Wahyu, pihaknya setiap pekan menyelenggarakan lomba. Di antaranya lomba memancing, lomba layang-layang hias, dan lomba sangkutan layangan.

“Setiap kami adakan car free day, pagi tadi saja kalau 500 pengunjung itu ada. Kami masih dalam konsep sederhana ini. Sambil berjalan nanti ada penataan lebih bagus,” jelas Wahyu.

Ke depannya, CFD di persawahan ini menjadi salah satu tujuan wisata di Desa Banyubiru. Tujuan utamanya untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. Memanfaatkan potensi pemandangan yang indah di area persawahan tersebut.

“Di sini kan tidak mengganggu lalu lintas. Pemandangan juga bagus. Ini kan di tengah-tengah jadi dapat pemandangan pegunungan Telomoyo dan lain-lainnya juga,” tandas Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya