Jateng
Sabtu, 17 Februari 2024 - 15:24 WIB

Dinkes Jateng Catat 12 Petugas Meninggal Seusai Coblosan, 7 di Antaranya KPPS

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penghitungan suara Pemilu. (Dok Solopos)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatat ada 12 orang petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia di wilayahnya, di mana tujuh orang di antaranya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Penyebabnya tak lain karena tahapan puncak pemungutan suara atau coblosan pada Rabu (14/2/2024) lalu, banyak menguras tenaga sehingga membuat para petugas jatuh sakit.

Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinkes Jateng, Elhamangto Zuhdan, mengatakan ada 12 orang yang meninggal dunia di hari pemungutan suara Pemilu 2024. Kendati tak memperinci secara keseluruhan, belasan orang itu merupakan jumlah campuran dari petugas KPPS, linmas, pemilih, hingga saksi.

Advertisement

“KKPS ada tujuh orang. Dan rata rata yang meninggal ada komorbid [penyakit penyerta atau bawaan]. Ada gangguan pembuluh darah dan jantung. Seperti di Wonosobo itu umur 43 tahun tapi komorbid diabetes karena memang sat pemilu berlangsung membutuhkan kondisi fit, karena menguras pikiran dan tenaga,” ujarnya kepada Solopos.com, Sabtu (17/2/2024).

Elham memastikan para petugas KPPS yang sakit telah mendapatkan pelayanan berjenjang dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sebab, sejak awal sudah ada kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan BPJS terkait dukungan kesehatan bagi petugas penyelenggara pemilu.

“Sudah ada koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Sudah memberikan edaran bersama. Ada kerja sama untuk dukungan pemeriksaan kesehatan untuk anggotaa KPPS, dari anggota, sekretariat panitia, KPPS juga sampai nanti pemilihan bupati/wali kota,” terangnya.

Advertisement

Adapun sejak awal, Elham mengaku Dinkes Jateng telah melakukan upaya pencegahan untuk menjamin kesehatan kepada petugas, salah satunya melalui screening. Dari hasil screening di awal didapati ada sekitar 4 persen petugas yang berisiko karena memiliki penyakit penyerta.

“Hasil screening kemarin pada waktu pertama ada 849 jiwa [petugas pemilu]. Saat itu yang discreening 50 persennya kita menemukan sekitar 4 persen memiliki risiko. Risiko itu punya komorbid yang harus dipantau,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif