SOLOPOS.COM - Ilustrasi penemuan benda cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JEPARA – Perairan laut di Desa Telukawur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng), ternyata banyak menyimpan benda-bendar bersejarah. Hingga saat ini sudah ada 17 temuan benda bersejarah dan diprediksi masih ada benda lain yang belum ditemukan.

Informasi yang direrima Solopos.com, belasan benda tersebut berupa fragmen atau pecahan meliputi fragmen kayu, keramik, gerabah, serta batu balas berbahan andesit dan tanah liat bakar. Temuan-temuan tersebut pun berpotensi ditetapkan sebagai cagar budaya karena merupakan peninggalan abad ke-16 hingga abad ke-17.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Kepala Desa (Kades) Telukawur, Rokhman, mengaku akan menggandeng semua pihak untuk membuat perisai yang melindungi dan menjaga benda berharga di dasar lautan Telukawur. Benteng perisai itu bertujuan untuk menjaga kelestarian wilayah perairan Telukawur, termasuk melindungi semua objek atau benda yang berpotensi menjadi cagar budaya bawah air.

“Kita punya kelompok nelayan tiga, satu kegiatannya di sektor pariwisata, dan dua lain adalah nelayan perikanan tangkap,” kata Rokhman dalam keteranganya kepada Solopos.com, Rabu (20/12/2023).

Pembentukan kelompok masyarakat pengawas itu, terang Rokhman, nantinya akan difasilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi (DKPP) Jawa Tengah. Bahkan sebagai petinggi, ia pun siap memayunginya dengan peraturan desa.

Lebih jauh, perisai kawasan cagar budaya air tersebut nantinya juga dapat dukungan dari aparat pertahanan-keamanan laut. Kemudian masyarakat sekitar bakal dilibatkan untuk menjaga keberlangsungan benda-benda bersejarah di dasar laut Telukawur itu.

Sementara itu, arkeolog BPK Wilayah X, Riris Purbasari, menyebut menyampaikan objek diduga cagar budaya dari dasar perairan Telukawur berjumlah 17 benda. Belasan temuan tersebut semuanya berupa fragmen atau pecahan.

“Ada [fragmen] batu balas, fungsinya sebagai pemberat pada masa lalu, juga merupakan komoditas yang diperjualbelikan. Terus kalau tempayan-tempayan, keramik-keramik itu memang dari sekitar abad 16-17,” jelas Riris.

Arkeolog BPK Wilayah X mengaku eksplorasi penggalian kekayaan sejarah di laut Telukawur itu dilakukan selama sepuluh hari, yakni dari 2-12 Oktober 2023. Lokasi yang ditelusuri baru sebagian kecil wilayah Telukawur atau tepatnya baru seluas 3.600 meter persegi, dan masih ada delapan titik lagi yang harus disurvei.

“Dimungkinkan akan ada survei lanjutan dengan tambahan penyelam,” akunya.

Sekadar informasi, saat ini objek-objek prasejarah tersebut sudah tersimpan di Balai Desa Telukawur. Kedepan, rencananya bakal dibuatkan sebuah galeri di balai desa untuk memajang barang-barang temuan itu. Sebab di samping dapat menambah daya tarik kunjungan wisata, juga bisa jadi objek edukasi dan sejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya