SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. (Solopos.com/Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, belum berencana menggelar operasi pasar dalam waktu dekat ini guna menekan harga beras yang terus melonjak. Ita, sapaan karib Wali Kota Semarang, menilai stok atau persediaan beras medium di Kota Semarang masih mencukup sehingga belum perlu menggelar operasi pasar.

“Belum ya [operasi pasar]. Kemarin, waktu Pak Mendag [Menteri Perdagangan] ke Pasar Bulu, sudah distok untuk beras SPHP [stabilisasi pasokan dan harga pangan] banyak,” katanya, Kamis (22/2/2024).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ita mengaku jika persediaaan beras premium saat ini memang terbatas. Meski demikian, untuk beras medium seperti SPHP, masih cukup tersedia sehingga masyarakat tidak perlu khawati.

“Kalau beras medium SPHP harganya tetap. Pak Menteri bahkan membeli 5 kilogram itu harganya Rp55.000, artinya harga masih tetap Rp11.000 per kg. Ini karena disubsidi oleh pemerintah,” katanya.

“Saya minta jangan panic buying karena ketersediaan beras dijamin pemerintah dengan beras SPHP. Namun, jika masyarakat pakai beras premium pasti harga lebih tinggi dari harga SPHP,” sambungnya.

Meski demikian, ia mengingatkan jajaran organisasi perangkat dinas (OPD) terkait untuk terus memantau harga komoditas strategis di pasaran, termasuk beras, mengingat sebentar lagi memasuki Ramadan.

Ita juga mendorong pelaksanaan Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) secara lebih intensif, khususnya untuk menyediakan beras yang murah dan berkualitas kepada masyarakat.

“Untuk harga dan stok di Pak Rahman masih sama. Karena memang dari gapoktan (gabungan kelompok tani) ke gapoktan, itu lebih menekan harga. Mungkin lebih sedikit tinggi, karena bukan SPHP,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa beras yang dijual di Pak Rahman adalah beras yang disuplai dengan membeli dari petani atau gapoktan langsung sehingga harga penjualannya masih tetap stabil.

Diakuinya, masa panen saat ini juga cenderung bergeser di berbagai sentra penghasil beras, termasuk di lahan pertanian di Kota Semarang, sehingga turut berimplikasi terhadap naiknya harga beras.

“Masa tanam dan masa panen ini bergeser. Karena pada saat tahun 2023 kemarin kan ada El Nino sehingga masa tanamnya ini mundur dan diperkirakan masa panen sekitar Januari-Februari mundur ke Maret,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya