SOLOPOS.COM - Hujan abu vulkanik akibat awan panas guguran Gunung Merap melanda sejumlah desa di Magelang, Jumat (8/12/2023). (Istimewa-BNPB)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak lima desa di dua kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), dilanda hujan air bercampur abu vulkanik, Jumat (8/12/2023) sore. Hujan abu vulkanik itu terjadi akibat guguran awan panas dari Gunung Merapi.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Warsito, mengatakan hujan air bercampur abu vulkanik dampak awan panas Gunung Merapi itu dirasakan warga di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Tlogolele. Tim BPBD Kabupaten Magelang saat ini telah bersiaga di sejumlah lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi,” ujar Edi dalam siaran pers yang diterima Solopos.com dari BNPB, Jumat petang.

Edi juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng, dan Sungai Lamat. Hal itu guna menghindari potensi bencana banjir lahar dingin yang kerap terjadi saat hujan deras melanda wilayah puncak Gunung Merapi.

“Kami sudah mengimbau dan melarang segala aktivitas masyarakah, khususnya di sepanjang Sungai Senowo, Sungai Bebeng, dan Sungai Lamat, karena bisa berpotensi terjadi banjir lahar dingin,” ujar Edi.

Dalam siaran pers tersebut, BPBD Kabupaten Magelang belum menemukan adanya korban jiwa dalam peristiwa hujan abu akibat awan panas guguran Gunung Merapi. Proses kaji cepat lanjutan pun masih dilakukan tim gabungan di lapangan di dua daerah yang terdampak hujan abu vulkanik Gunung Merapi.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat sore, sekitar pukul 14.46 WIB. Pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) arah angin terdeteksi mengarah ke utara. Sebelumnya, BPPTKG melaporkan bahwa terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah puncak Gunung Merapi dan sekitarnya.

Hasil perekaman data seismogram BPPTKG, luncuran APG terjadi beberapa kali mulai dari Pukul 14.49, durasi 360 detik, amplitudo maksimal (amak) 73 mm. Pukul 14.56, durasi 120 detik, amak 75 mm. Pukul 14.59, durasi 120 detik, amak 78 mm. Pukul 15.06, durasi 137 detik, amak 69 mm. Pukul 15.09, durasi 137 detik, amak 76 mm. Pukul 15.32, durasi 106 detik, amax 75 mm dan Pukul 15.48, durasi 123 detik, amak 72 mm. Adapun jarak luncur terdeteksi hingga 3.500 meter arah Barat Daya (Kali Krasak).

BPPTKG juga mengkonfirmasi bahwa APG tersebut terpantau di dua pos pengamatan yakni Pos Jurangjero dan Pos Babadan. Akan tetapi visual sedikit terhalang oleh kabut tebal maupun hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya