Jateng
Kamis, 21 Desember 2023 - 19:25 WIB

Kasihan, Petani Kendeng Jarang Dapat Jatah Pupuk Bersubsidi

Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani padi. (Freepik)

Solopos.com, BLORA – Distribusi pupuk organik menjadi salah satu kendala besar bagi para petani di kawasan lereng Pegunungan Kendeng untuk bercocok tanam. Bahkan, mereka sering tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Blora, Ngaliman, mengatakan para petani di lereng Pegunungan Kendeng bahkan sampai tidak pernah memupuk tanaman mereka. “Rata-rata [petani Kendeng] tidak pernah memupuk,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis (30/11/2023).

Advertisement

Ngaliman mengakui daerah kawasan hutan seperti di lereng Pegunungan Kendeng banyak yang tidak mendapatkan jatah bersubsidi. Untuk itu, diadakan Gerakan Sejuta Kotak Umat untuk memanfaatkan kotoran hewan sebagai pupuk organik.

Pupuk kotoran hewan ini menjadi solusi karena banyaknya hewan ternak di kawasan Blora. Bahkan, Blora menjadi kabupaten dengan populasi sapi ternak terbanyak hingga mencapai 285.000 ekor.

Program tersebut sudah berjalan beberapa bulan dengan pendampingan dari Dinas Pertanian Blora. Menurut Ngaliman, para petani di Blora, termasuk di kawasan Pegunungan Kendeng cukup semangat dalam mendukung program Gerakan Sejuta Kotak Umat.

Advertisement

Program ini dimulai dengan pembuatan bangunan berbentuk kotak sebagai tempat kotoran hewan ternak. Kemudian, kotoran yang terkumpul diolah menjadi pupuk organik bagi para petani.

“Pemerintah daerah melalui dinas pertanian hanya membantu probiotik untuk petani. Selebihnya petani berswadaya membiayai pembutan kotak. Namun ada juga kepala desa yang tergerak membantu petaninya berupa terpal plastik,” jelas Ngaliman.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif