Jateng
Sabtu, 12 Agustus 2023 - 16:13 WIB

Kebutuhan Hunian di Jateng Kian Tinggi, Pemerintah Tawarkan Hunian Vertikal

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hunian vertikal. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Kebutuhan akan tempat tinggal di Jawa Tengah (Jateng) kian tinggi. Meski demikian, kebutuhan akan hunian itu tidak diimbangi lahan perumahan yang kian terbatas dan harga rumah yang terus melambung tinggi.

Guna mengatasi permasalah itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk mulai mengembangkan skema hunian vertikal sewa yang layak dengan harga terjangkau.

Advertisement

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengatakan ada dua strategi yang disiapkan untuk mendorong terciptanya hunian vertikal. Langkah pertama mengenai suplai partisipasi pemerintah setempat dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Mulai dari perizinan dan dukungan pemda terkait penyediaan lahan, tata ruang dan lain sebagainya. Dari sisi demand, harga terjangkau untuk sasarannya. Kita harus modifikasi KPR [kredit perumahan rakyat]. Kita buat cicilan agar lebih kecil,” ujar Herry dalam talkshow di Jateng Tapera Expo 2023 yang berlangsung di Mall Ciputra, Kota Semarang, Jumat (11/8/2023).

Herry menegaskan, hunian vertikal sudah menjadi komitmen bersama karena proses urbanisasi yang kian meningkat di setiap tahunnya. Hunian vertikal mennjadi alternatif untuk mengantisipasi penyediaan hunian yang jauh dari pusat perkotaan atau pusat aktivitas masyarakat.

Advertisement

Herry pun mengaku saat ini ketersediaan hunian di Jateng terus mengalami kemunduran dari pusat kota, sekitar 1-5 km. Oleh karenanya, hunian vertikal bertujuan untuk memangkas jarak tempat tinggal dengan pusat kota.

“Makanya nanti 2024 jangan-jangan ada di Brebes atau bahkan lebih jauh [hunian masyarakat dari Kota Semarang]. Jadi kita konsen, pemerintah daerah dalam hal ini harus mulai dulu dari penataan ruangnya,” ujarnya.

Solusi

Herry pun menambahkan, generasi milenial dan generasi Z saat ini juga memiliki kultur dan pola kerja yang berbeda. Sehingga, rumah vertikal disebut menjadi salah satu solusi menjawab seluruh persoalan tersebut.

Advertisement

“Kerjanya mereka tak ada kontrak, slip gaji. Maka bisa kita buatkan konsep KPR sewa-beli. Seperti leasing motor. Pilot projek sudah ada. BTN (Badan Tanah Nasional) punya cara tersendiri. Mereka bisa senang tinggal di rumah vertikal. Maka setidaknya, PR kita nanti, bagaimana punya pilot rumah vertikal di Jawa Tengah, setidaknya lowprice, sekitar lima lantai. Ini tinggal cari tempat untuk nanti digunakan,” imbuhnya.

Senada disampaikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, yang menilai generasi mendatang sudah tidak akan tertarik lagi dengan bentuk rumah besar. Mereka akan cenderung lebih suka dengan bentuk rumah vertikal seperti apartemen.

“Seperti negara maju, bukan beli rumah, tapi sewa rumah. Maka model apartemen itu berikutnya [sering dicari], dengan kenyamanan serta akses mobilitas mudah,” tutup Sujarwanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif