SOLOPOS.COM - Pegawai dan pimpinan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang melaksanakan salat Istisqa di halaman Kantor PDAM di Semarang, Senin (16/10/2023). (Solopos.com-Antara/Zuhdiar Laeis)

Solopos.com, SEMARANG — Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menggelar salat Istisqa, sebagai ikhtiar memohon kepada Allah SWT untuk menurunkan hujan seiring musim kemarau yang panjang.

Salat Istisqa itu dilaksanakan di halaman Kantor PDAM Kota Semarang, Senin (16/10/2023), dengan diikuti karyawan dan pimpinan badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Direktur Umum PDAM Kota Semarang, Farhan Hilmie, mengatakan bahwa salat Istisqa itu merupakan ikhtiar atau usaha PDAM Kota Semarang agar hujan segera turun, sehingga bisa mengakhiri musim panas yang berkepanjangan.

Menurut Farhan, musim kemarau saat ini berdampak terhadap penurunan sumber air baku yang berasal dari mata air atau air tanah, yakni sekitar 20-25 persen, namun tidak memengaruhi produksi air bersih.

Apalagi, katanya, sumber air baku PDAM yang berasal dari air permukaan, seperti embung dan waduk sejauh ini masih stabil dan tidak mengalami penurunan meski terjadi kemarau panjang.

“Saat ini, produksi air bersih PDAM masih sekitar 3.500 liter per detik di seluruh instalasi pengolahan air (IPA) milik PDAM,” katanya.

Bahkan, Farhan memastikan bahwa ketersediaan air baku di Ibu Kota Jawa Tengah diperkirakan bisa tercukupi hingga Desember mendatang.

Sumber air di IPA Kudu, katanya, memang harus berbagi dengan daerah lainnya, seperti Demak dan Grobogan, mengingat sumber air bakunya berasal dari Bendung Klambu, Grobogan, Jawa Tengah.

“Sebelum sampai ke IPA Kudu, air melewati saluran terbuka yang juga mengairi sawah-sawah di sepanjang perjalanan. Kami tidak mungkin menutup. Nah, perjalanan air dari Klambu ke Kudu itu 42 jam,” katanya.

Namun, ia memastikan PDAM Semarang membentuk tim sweeping untuk mengawal perjalanan air dari Bendungan Klambu ke IPA Kudu.

Farhan mengatakan kemarau panjang juga pernah terjadi pada tahun 2017. Kala itu, PDAM Kota Semarang juga menggelar salat Istisqa untuk meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan.

“Pada 2017 pernah juga [kemarau] seperti ini. Kami juga menggelar salat Istisqa. Menurut saya, saat itu jauh lebih ekstrem karena kemarau sampai Desember. Cuma, memang suhu udaranya tidak sepanas kali ini,” kata Farhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya