Jateng
Sabtu, 9 Maret 2024 - 18:56 WIB

Kemeriahan Dugderan Semarang, Warga Basah Kuyup Berebut Roti Ganjel Rel

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana warga berebut roti ganjel rel, kue keranjang dan air khataman Al-Qur’an meski kondisi saat acara Dugderan di Alun-alun Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), duguyur hujan lebat pada Sabtu (9/3/2024) sore. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Tradisi Dugderan untuk menyambut bulan puasa Ramadan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), berlangsung meriah. Warga bahkan menyambut acara tahunan itu dengan antusias sambil memperebutkan makanan khas roti ganjel rel di tengah guyuran hujan, Sabtu (9/3/2024).

Acara yang berlangsung di Alun-alun Semarang itu memang dihadiri ratusan warga. Tidak hanya roti ganjel rel, warga juga berebut kue keranjang dan air khataman Al-Qur’an yang dibagikan panitia.

Advertisement

Seorang warga Gunungpati, Rosidih, 52, mengaku sengaja datang ke Alun-alun Semarang untuk mengikuti acara Dugderan. Ia datang bersama enam anggota keluarga sejak siang, pukul 14.00 WIB.

“Seru, meski dorong-dorongan, alhamdulillah dapat [roti ganjel rel]. Semua [anggota keluarga] dapat,” ujar Rosidih kepada Solopos.com, Sabtu.

Advertisement

“Seru, meski dorong-dorongan, alhamdulillah dapat [roti ganjel rel]. Semua [anggota keluarga] dapat,” ujar Rosidih kepada Solopos.com, Sabtu.

Rosidih mengaku sudah 40 kali mengikuti tradisi Dugderan di Kota Semarang. Bahkan, hujan di saat acara ini bukanlah yang kali pertama dirasakannya.

“Dulu sudah pernah [hujan saat Dugderan]. Tapi ini yang paling parah, deres,” akunya.

Advertisement

Akulturasi Budaya

Roti ganjel rel memang menjadi salah satu makanan khas warga Semarang. Makanan ini kerap dibagi-bagikan saat acara Dugderan, yang digelar sebagai tradisi warga Semarang dalam datangnya bulan puasa atau Ramadan.

Tradisi Dugderan ini diawali dengan kirab dari Balai Kota Semarang menuju Masjid Agung Kauman, Alun-alun Semarang, dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang. Saat kirab berhenti di alun-alun, panitia pun membagikan roti ganjel rel yang kali ini dibuat dalam bentuk gunungan besar dan gunungan kecil.

Kirab juga diikuti sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang seperti Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Perempuan yang karib disapa Ita itu mengatakan Kirab Dugderan merupakan penanda agar warga bersiap menyambut bulan suci Ramadan. Ia juga turut melakukan pemukulan bedug sebagai penanda acara Dugderan dimulai.

Advertisement

Menurut Ita, acara Dugderan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya karena ada pembagian kue keranjang selain roti ganjel rel. Hal ini dikarenakan perayaan Dugderan tahun ini berdekatan dengan Imlek.

Kendati demikian, pembagian kue keranjang yang menjadi makanan khas saat Imlek pada acara Dugderan menjadi bukti akulturasi budaya di Kota Semarang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif