SOLOPOS.COM - Bukit Sikunir Desa Sembungan, Wonosobo. (Istimewa/Instagram @explore.wonosobo)

Solopos.com, WONOSOBO — Pertanyaan kenapa Dieng disebut negeri para dewa masih sering muncul di era sekarang. Penyebutan Dieng sebagai negeri para dewa itu sebenarnya terkait erat dengan makna dari kata Dieng itu sendiri.

Dataran Tinggi Dieng memiliki ketinggian 2.093 meter di atas permukaan laut (mdpl). Datang Dieng berada di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara (Jateng). Dataran ini berdekatan dengan Gunung Sindoro dan Sumbing.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

Dikutip dari bppiindonesianheritagetrust.org pada Senin (16/10/2023), penamaan Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi. Masing-masing di yang artinya tempat atau gunung dan hyang yang berarti dewa. Jika dua kata itu digabung memiliki makna daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.

Berangkat dari hal tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan kenapa Dieng disebut negeri para dewa. Di luar itu ada pula teori yang menyebutkan Dieng berasal dari bahasa Sunda, yakni di hyang karena daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh pada masa pra-Medang (sekitar abad ke-7 Masehi).

Dieng merupakan kawasan pegunungan yang subur karena terletak di kawasan gunung vulkanik yang masih aktif. Di era sekarang, banyak ditemukan objek wisata menarik di kawasan Dieng.

Dikutip dari jatenglive.com, di antara objek wisata yang sering didatangi pengunjung di kawasan Dieng, seperti bukit sikunir, telaga cebongan, batu ratapan angin, telaga warna, telaga merdada, kompleks candi arjuna, padang safana, kawah sikidang, dan kawah sileri.

Bagi para penggemar buah-buahan, Dieng juga memiliki buah khas yang wajib dinikmati ketika berkunjung, karena hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng yaitu buah carica.

Selain objek wisata, Dieng juga menjadi satu-satunya daerah di mana kita bisa bertemu dengan anak rambut gimbal. Bocah gimbal atau yang biasa disebut dengan anak bajang ini konon merupakan titipan dari Kiai Kolo Dete.

Kiai tersebut merupakan seorang penggawa Kerajaan Mataram. Masyarakat setempat meyakini bahwa anak rambut gimbal itu erat kaitannya dengan kesejahteraan mereka.

Meski kini dijadikan sebagai objek wisata, sejatinya Dieng adalah gunung api vulkanik yang secara rutin dipantau Badan Geologi. Para ahli vulkanologi mencatat Dataran Tinggi Dieng terjadi sejak 3,6 juta tahun yang lalu sampai sekitar 2.500 tahun silam.

Begitulah cerita kenapa Dieng disebut negeri para dewa hingga sekarang ini banyak dikunjung wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan kesejukan udara di kawasan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya