SOLOPOS.COM - Saat panen raya tembakau di Temanggung, ada banyak tenaga kerja terlibat. (Istimewa/Agus Jepang)

Solopos.com, TEMANGGUNG-Tak hanya di serial Netflix Gadis Kretek,  gambaran industri sigaret kretek tangan (SKT) bisa menciptakan lapangan kerja dan menghidupi banyak orang juga terlihat dari kehidupan para petani tembakau di Kabupaten Temanggung. Para pekerja di sektor ini berada di sektor hulu sampai hilir mulai dari tenaga pemanen, pengangkut, buruh rajang, dan sebagainya.

Salah satu petani tembakau Temanggung, Jawa Tengah, Agus Jepang, mengaku bangga menjadi petani tembakau.  Sebab berkat tembakau, dia tak hanya bisa membiayai kehidupan keluarganya, melainkan juga bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Semarang ini mengaku melibatkan banyak tenaga kerja. “Tembakau ini melibatkan banyak tenaga kerja butuh untuk merajang, memilih, mrithili, menjemur bolak-balik, hingga memuat di keranjang,” ujarnya saat diwawancarai Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Dia mencontohkan untuk tanaman satu hektare butuh satu sampai dua orang. “Itu saja sudah lembur, jam tidurnya sehari tidur hanya 4 jam,” tuturnya.

Awalnya pria yang berdomisili di Srimulyo RT 002/RW 004 Bansari Temanggung ini menekuni tembakau rajangan. Namun sejak 2019 dia juga melirik tembakau lembutan. Hal ini didasari alasan tembakau lembutan jauh lebih menguntungkan secara ekonomis.

Sebagai perbandingan untuk rajangan ada potongan Rp500.000-Rp600.000 per keranjang. “Misalnya dalam satu keranjang ada 30 kg dengan harga Rp60.000 per kg berarti satu keranjang Rp1,8 juta masih dipotong Rp600.000 sehingga dia hanya dapat Rp1,2 juta per keranjang,” tuturnya

Sementara untuk lembutan penjualan bisa dilakukan secara eceran misalnya dijual 1 kg, 5 kg atau 10 kg. Harga jual untuk lembutan terbagi kelas-kelasnya.

Ada tiga kelas yaitu  Standar dijual dengan kisaran harga Rp200.000, Super Rp250.000-Rp500.000 kg, dan Istimewa bisa mencapai Rp1 juta per kg.

Sejak mengadakan Festival Lembutan beberapa waktu lalu, Agus Jepang bersyukur kini banyak petani tembakau rajangan di Temanggung juga menyetok untuk lembutan. “Tiap rumah nyetok ada yang 1 kuintal, ada yang 10 kg. Ya berdampak positiflah bagi masyarakat,” tuturnya.

Hal kurang lebih senada diungkapkan petani tembakau Temanggung lainnya, Sutopo, yang mengaku bangga menjadi petani tembakau dan bisa memberikan lapangan kerja sekalipun dia hanya lulusan SMA.

“Waktu itu saya pikir ngapain saya harus pergi dari desa jika di desa saya saja ada tanaman tembakau yang menguntungkan. Saya akhirnya pilih jadi petani tembakau, kalau ketemu teman-teman dan ditanya kamu kerja apa? Saya jawab saya jadi petani tembakau. Saya tidak malu, saya bangga,” ujarnya.

Dusun Lamok Desa Legoksari Temanggung tempat tinggalnya merupakan daerah penghasil tembakau lamok yang jadi primadona industri SKT. Tembakau lamok berasal dari varietas kemloko.

“Varietas kemloko itu varietas unggulan dari Temanggung. Karena itu sekarang dikembangkan kemloko 1, 2, 3 dan seterusnya dan yang diluncurkan Oktober 2023 ini adalah kemloko 9 dan 10,” tuturnya.

Saat cuaca bagus seperti tahun ini, hampir 80 persen bisa menjadi tembakau srinthil dengan catatan perawatan maksimal misal topping dan pipilan dilakukan dengan baik. “Tembakau srinthil itu primadona. Terkenal,” ujarnya.

Berkat tembakau srinthil Temanggung, petani lulusan SMA tersebut kini bisa hidup mapan dan memberi lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dia mencontohkan saat panen pada 1993, dirinya bisa membeli sepeda motor.

“Waktu itu harga tembakau Rp45.000 per kg, sedangkan harga sepeda motor Suzuki Crystal Rp3 juta. Dari situ saya berpikir, dari tembakau saja saya bisa dengan mudah beli sepeda motor,” ujarnya.

Bukan hanya dirinya. Para petani di dusunnya yang berjumlah 207 kk juga merasakan berkah serupa dari tembakau srinthil Temanggung. “Kami mempertahankan tembakau srinthil ini supaya jangan sampai punah,” tegasnya.

Menurut Ketua APTI Jateng, Wisnu Brata,  berdasarkan data tahun 2023 jumlah petani tembakau secara nasional ada 1,5 juta-2 juta petani. Sedangkan khusus di Jawa Tengah ada 450.000-600.000 petani.

“Sekarang ini produksi kita ini menurun karena kita menghadapi impor dari luar negeri. Jumlah impor mengalami kenaikan secara signifikan,” tuturnya dalam wawancara melalui telepon dengan Solopos.com, beberapa waktu lalu.

Jumlah impor tembakau saat ini menurut dia mencapai  150.000 ton. Produksi nasional mencapai 200.000-an ton, sedangkan kebutuhan pasar nasional sekitar 300.000-an ton.

“Dari dulu tahun 1970-an sampai 2011 jaya, tapi begitu impor tembakau masuk ditambah kenaikan cukai yang semakin tidak rasional, kita semakin tertekan,” tuturnya.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) sebesar Rp198,02 triliun sejak 1 Januari-14 Desember 2022. Angka ini meningkat 4,9% dibandingkan pada tahun lalu yang sebesar Rp188,81 triliun.

Meski tembakau terbukti menghidupi banyak keluarga, kini masa depan tembakau Temanggung terancam berbagai masalah salah satunya masuknya tembakau impor dan cukai. Padahal menurut Sutopo, tembakau bukan hanya soal ekonomi, melainkan juga budaya. Berkat tembakau, warga desa bisa mengadakan sejumlah upacara adat hingga membangun sarana prasarana.

Karena itu Sutopo, meminta pemerintah melibatkan petani dalam setiap penyusunan kebijakan. “Sebab tembakau bukan hanya memberikan nilai ekonomis, melainkan ada nilai budayanya di situ. Kalau kebijakan tidak berpihak ke petani, mungkin akan terjadi kita kehilangan budaya bukan budaya merokoknya melainkan budaya tembakau,” ujarnya.



Sementara Agus Jepang berharap harga dari petani meningkat dan sistem perdagangan berkaitan dengan timbangan diperbaiki. “Karena banyak potongan ketika sampai ke pabrik.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya