Jateng
Rabu, 12 Juni 2024 - 11:24 WIB

Lestarikan Warisan Leluhur, Siswa SD Negeri 2 Klero Semarang Praktik Bikin Jamu

Hawin Alaina  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SD Negeri 2 Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) saat praktik membuat jamu, Rabu (12/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Dalam rangka melestarikan dan mengenalkan warisan leluhur, ratusan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengikuti kegiatan praktik membuat jamu tradisional di sekolah, Selasa (11/6/2024).

Sejumlah siswi terlihat antusias mempraktikkan cara membuat jamu kunyit asem dari awal hingga siap disajikan.

Advertisement

Kegiatan tersebut, merupakan bagian dari penerapan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) kurikulum merdeka belajar.

Dalam pelaksanaan program ini, sekolah bermaksud mengenalkan mengenalkan dunia kewirausahaan kepada para murid. Sekaligus mengenalkan warisan budaya dalam hal obat tradisional warisan leluhur.

“Tujuannya untuk memberikan pemahaman bahwa mendirikan usaha itu bisa dimulai dari skala kecil dan bahan bakunya bisa didapat dari lingkungan sekitar. Seperti minuman kesehatan jamu kunyit asem. Bahan bakunya bisa menanam sendiri di sekitar rumah atau di dapat dari lingkungan sekitar,” kata Kepala SD Negeri 2 Klero, Siti Lestari.

Advertisement

Dijelaskan, dalam penerapan program P5 kurikulum merdeka belajar tahun akademik 2024 ini, SDN Klero 2 mengambil tema kewirausahaan.

Hal itu dipilih untuk menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini kepada murid. Harapannya, ke depan mereka bisa memiliki pandangan untuk berwirausaha sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan meski dalam skala kecil.

Menurutnya, dalam pelaksanaan kegiatan praktik kewirausahaan, sekolah bekerjasama dengan wali murid mendatangkan narasumber dari pelaku usaha. Tujuannya agar bisa menyampaikan materi secara jelas dan mudah dipahami oleh murid.

Advertisement

“Kami juga meminta sejumlah siswi untuk praktik membuat minuman kesehatan. Dengan demikian mereka memahami dan mengetahui secara langsung cara membuat membuat minuman kesehatan dengan bahan baku kunyit,” ujarnya.

Dia berharap, pelatihan kewirausahaan setidaknya bisa memberikan gambaran kepada para murid bahwa usaha bisa diciptakan dari lingkungan sekitar. Artinya baik tempat maupun bahan bakunya bisa dari lingkungan sekitar.

“Seperti toga (tanaman obat keluarga), tanaman hasil budidaya rumahan ini bisa diproduksi menjadi minuman kesehatan yang bisa dibuat untuk usaha. Kami berharap, program ini bisa menumbuhkan jiwa usaha pada para murid,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif