SOLOPOS.COM - Warga Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Tukimen, menjadi salah satu dari ribuan calon jamaah haji di Ibu Kota Jawa Tengah (Jateng) yang berangkat ke Tanah Suci, Mekkah. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Tukimen, warga Kecamatan Mijen, menjadi satu dari ribuan jemaah calon haji asal Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci, Makkah, pada tahun 2024 ini. Pria berusia 72 tahun ini sehari-hari berprofesi sebagai buruh sadap karet.

Tukimen telah mendaftar untuk berangkat ke Tanah Suci, menjalankan ibadah haji, sejak tahun 2012 lalu. Selama 12 tahun, ia pun terus bersabar menunggu panggilan ke Tanah Suci sambal mengumpulkan uang agar bisa menjalankan ibadah bersama sang istri.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Sebenarnya berangkat tahun 2019, tapi karena ada Covid-19 ditunda. Jadi berangkatnya baru bisa sekarang [2024],” kata Tukimen saat berbincang dengan Solopos.com pada acara Pelepasan Haji di Auditorium Kampus III UIN Walisongo Semarang, Kamis (9/5/2024).

Tukimen mengaku sehari-hari bekerja sebagai buruh sadap karet. Dari pekerjaannya itu, pria yang memiliki empat orang anak itu sanggup meraup penghasilan sekitar Rp200.000.

Ia pun mengaku keberangkatannya ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji bukan dihasilkan oleh dirinya semata. Ia mengaku keberangkatannya ke Tanah Suci tidak bisa dilepaskan dari peran sang anak, Rohayatun, 44.

Tukimen bahkan awalnya tidak tahu jika dirinya telah didaftarkan haji oleh anak perempuannya itu. “Saat dikasih tahu ya kaget, senang. Enggak menyangka berangkat [bisa naik haji]. Saat itu, anak-anak libur sehari, saya diminta ke bank,” ujarnya.

Didaftarkan Anak

Di bank, anak Tukimen pun menyetorkan uang sebesar Rp40 juta. Tukimen baru tahu jika uang itu digunakan sebagai setoran awal dirinya untuk mendaftarkan haji. Ia tahu jika dirinya telah didaftarkan sebagai jemaah calon haji setelah dimiinta mengurus berkas pendaftaran ke kantor pendaftaran haji.

“Awalnya enggak tahu kalau didaftarkan haji, tahu-tahu saat diminta foto di kantor bupati. Setelah itu baru dikasih tahu kalau buat berangkat haji,” ceritanya.

Tukimen pun tak menampik jika 12 tahun lalu tak didaftarkan haji oleh anaknya dirinya belum tentu bisa berangkat ke Tanah Suci hingga kini. Dengan profesinya saat ini, sebagai buruh sadap karet, Tukimen bahkan tak berani bermimpi berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menjalankan rukun Islam yang ke-5.

Meski demikian, sebagai buruh sadap karet, pria asal Mijen itu mampu menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan dua dari empat anak Tukimen mampu menempuh Pendidikan hingga perguruan tinggi.

“Alhamdulillah, sekolah anak-anak sampai [lulus] MI, terus dua orang kuliah dengan biaya sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, berpesan agar jemaah calon haji menjaga kesehatannya, terutama saat di Tanah Suci. Hal itu dikarenakan suhu udara di Makkah mencapai 40 derajat Celcius dan bisa menyebabkan dehidrasi.

“Khususnya para lansia, jaga kesehatan, jangan sampai dehidrasi, perbanyak minum air putih, makanan bergizi. Semoga prosesi ibadah hajinya berjalan lancar,” ujar perempuan yang karib disapa Mbak Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya