SOLOPOS.COM - Gembus Cilacap. (Istimewa/Facebook Jaringan Informasi Publik Cilacap)

Solopos.com, CILACAP — Ketika berkunjung ke Cilacap, Anda akan sering menjumpai pedagang kaki lima yang menjual aneka makanan minuman di pinggir jalan.

Terlebih pada sore hingga malam hari akan ada banyak penjual gembus, yaitu jajanan khas Cilacap yang menyerupai donat tapi terbuat dari singkong.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Gembus sendiri sering ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, bagi sebagian orang, mungkin banyak yang mengira gembus Cilacap ini berupa tempe gembus.

Ya, karena memang keduanya memiliki nama yang sama dan yang sering dijumpai di berbagai daerah adalah tempe gembus. Kalau gembus Cilacap ini bisa dikatakan masuk kategori roti-rotian tapi tidak tidak terlalu manis.

Dilansir dari visitjawatengah.jatengprov.go.id pada Sabtu (10/6/2023), yang menjadi ciri khas gembus adalah penjualnya banyak dijumpai di trotoar jalan, pasar malam, atau saat ada tontonan wayang kulit.

Biasanya mereka menggunakan kompor kecil, wajan, dan kotak kayu atau tampah sebagai tempat meletakkan gembus yang masih mentah. Terlihat sangat sederhana dengan penerangan yang masih memakai senter atau semacam lampu tradisional seperti lilin.

Salah satu tempat produksi gembus di Cilacap ada di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan. Proses pembuatan mentahan gembus juga termasuk mudah.

Pertama bahan dasar singkong di parut terlebih dahulu. Singkong sering digunakan untuk bahan olahan makanan di daerah ini karena memang di Cilacap mudah didapatkan.

Singkong yang sudah diparut kemudian diperas sampai berkurang kadar airnya lalu diambil sari patinya. Selanjutnya, ditambahkan dengan bumbu gembus yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, dan garam.

Semua bahan dicampur sampai rata, kemudian dikukus sampai matang. Terakhir, adonan gembus yang sudah matang diuleni lagi dengan tepung tapioka hingga kalis, baru kemudian dibentuk seperti donat dan siap goreng.

Uniknya, penjual gembus ini tidak menggunakan solet untuk membolak-balik atau mengangkat gembusnya. Hanya dengan sebuah tusuk besi panjang yang bergagang kayu, penjualnya cukup andal menggoreng gembus hingga matang merata.

Gembus yang sudah matang, warnanya cenderung masih putih karena tidak digoreng sampai cokelat matang. Gembus paling enak dinikmati selagi hangat dengan bertemankan secangkir teh atau kopi. Pas banget untuk menyambut dinginnya udara malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya