SOLOPOS.COM - Pulau baru berjuluk Arnavat muncul di Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Demak. (Istimewa/Kades Surodadi)

Solopos.com, DEMAK – Masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng), pada penghujung 2023 sempat dikagetkan dengan munculnya hamparan pulau pasir baru di Desa Surodadi, Kecamatan Sayung. Kemunculan sedimentasi pasir yang mengendap lama itu pun kemudian disebut sebagai Pulau Arnavat.

Kepala Desa Surodadi, Supriyanto, mengatakan munculnya pulau baru di perairan utara dengan luas sekitar 60 hektare tersebut benar-benar mampu membentengi desa dari abrasi pantai di desanya.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Tak hanya itu, kini masyarakat sekitar juga mempunyai perekonomian baru untuk meningkatkan kesejahteraan desa.

Bagaimana tidak, berjarak sekitar dua kilometer dari Balai Desa Surodadi, Pulau Arnavat yang dikelilingi rerimbunan hutan bakau kini menjadi tempat baru bagi pelancong untuk menyaksikan keindahan laut Pantai utara (Pantura).

Bahkan, nelayan yang selama ini bergantung pada hasil tangkapan ikan, mulai dapat menambah pundi-pundi rejeki dengan menyewakan perahu untuk mengangkut wisatawan yang ingin berkunjung ke pantai Pulau Arnavat.

“Itu (Pulau Arnavat) muncul dari permukaan air laut. Sekarang kita kelola sama-sama dengan masyarakat desa. Kita tingkatkan jadi potensi pesisir, wisata, buat peningkatan ekonomi,” kata Supriyanto kepada Solopos.com, Selasa (2/1/2024).

Masyarakat yang ingin berwisata di Pulau Arnavat pun harus menempuh perjalanan perahu dengan melintasi muara yang dikelilingi hutan bakau sepanjang 500 meter karena masih terbatasnya infrastruktur ke wisata pesisir itu.

Wisatawan bisa menyeberang menggunakan ojek perahu dengan biaya yang disepakati bersama dengan pemilik perahu.

Kendati aksesnya masih terbatas, namun selama libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 pengunjung di Pulau Arnavat bisa mencapai 800 wisatawan tiap harinya. Sementara di hari biasa, pengunjung sekira 30-40 orang.

“Maka besar harapan kami ini (Pulau Arnavat) jadi potensi peningkatan ekonomi. Masyarakat menjadi gemah ripah lohjinawi. Apalagi mereka (masyarakat) kan, puluh tahun air rob selalu jadi persoalan, melemahkan ekonomi, kesehatan, pendidikan. Oleh karena itu, kira minta uluran tangan dari segala sektor, daerah, pusat dan lainnya. Karena saat ini keterbatasanya ada di dana. Tapi sedikit demi sedikit pasti akan kami tingkatkan atau benahi,” pungkasnya.

Sementara terkait fenomena bagaimana pulau baru itu bisa muncul, Supriyanto mengaku tak tahu secara pasti. Namun ia menceritakan jika Pulau Arnavat adalah sedimentasi pasir yang mengendap lama di permukaan air laut.

“Munculnya sebenarnya sudah lama, 1 tahunan lalu dan masih hilang-hilang. Nah baru benar-benar tampak muncul pasir puluhan hektare itu sekitar 4 bulan lalu,” terangnya.

Saat ini Pemerintah Desa (Pemdes) Surodadi baru menyediakan dua event rutin di Pulau Arnavat. Yakni event ketika Nataru dan seusai Idulfitri atau sering dikenal dengan istilah Syawalan.

“Kemudian dalam waktu dekat, kami juga akan melakukan percepatan pembangunan. Terutama infrastruktur, akses masuk ke pantai. Karena untuk jalur utama menuju lokasi itu sekitar 2 km masih jelek. Nanti juga akan dibangun tempat berteduh dan trek jembatan agar wisatawan bisa masuk ke wilayah seberang, Pantai Mangrove,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya