SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras (par.com.pk).

Solopos.com, SEMARANGMusim kemarau yang tak kunjung usai membuat aktivitas produksi pertanian di Jawa Tengah (Jateng) terganggu. Sebab, cuaca panas yang menimbulkan kekeringan mengakibatkan harga beras melonjak naik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari, mengatakan melonjaknya harga beras terjadi di sejumlah wilayah yang terdampak kekeringan. Hal itu seperti di Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Di Jateng itu mungkin di daerah kering ya seperti Demak. Tadi terpantau IPH-nya [Indeks Perkembangan Harga] tinggi di Demak. Yang daerah kering kan produksinya jelas kurang ya saya kira relatif lebih tinggi harganya,” kata Dyah kepada wartawan, Rabu (13/9/2023).

Lebih rinci, harga beras di Kabupaten Demak menyentuh Rp12.500 per kilogram atau mengalami kenaikan Rp2.000. Kendati kenaikan di Jateng tinggi, Dishanpan mengeklaim masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain. Misalnya di Provinsi DIY dan sejumlah provinsi di Pulau Kalimantan.

“Kalau dirata-rata sekitar Rp12.500. Tapi sekalipun Rp12.500 di Jateng, ternyata dibanding provinsi lain kita masih lebih rendah kenaikannya. Di DIY sampai Rp3.000, Kalimantan Rp3.000. Kita kenaikannya rata-rata Rp2.000,” jelasnya.

Sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan di wilayah terdampak kekeringan, Dishanpan bekerja sama dengan Perum Bulog Kanwil Jateng untuk menyediakan beras cadangan pangan pemerintah (CPP). Masing-masing daerah diberikan jatah sebanyak 100 ton dari Perum Bulog.

Beras sebanyak 100 ton itu juga khusus untuk daerah yang sudah memasuki status siaga kekeringan. Jika masing-masing daerah mengambilnya, hal itu dinilai bisa meredam kenaikan harga beras.

“Tapi itu sampai sekarang belum ada yang memanfaatkan karena mereka enggak tahu statusnya apakah siaga, awas atau kekeringan,” ujarnya.

Diberitakan sebelummya, lahan pertanian padi seluas 5.150,7 hektare di Jateng mulai terdampak kekeringan seiring masuknya puncak musim kemarau. Fenomena yang tercatat di Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng hingga Agustus 2023 tersebut berdampak pada naiknya harga beras di pasaran.

“Kami mendorong percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan. Selain itu, peningkatan ketersediaan air juga terus kami lakukan melalui pembangunan atau perbaikan embung, parit, sumur dalam, maupun sumur resapan. Rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi juga kami upayakan,” kata Kepala Distanbun Jateng, Supriyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya